Solusi ini memungkinkan operator seperti Telkomsel melakukan pengubahan air interface resources seperti spektrum, power, dan channel sehingga meningkatkan efisiensi serta menyediakan fleksibilitas dalam pembangunan jaringan.
Dampaknya tentu saja membuat Telkomsel mampu memberikan layanan yang lebih baik ke pengguna. Dalam uji coba yang dilakukan di jaringan Telkomsel, solusi ini membuat Telkomsel bisa meningkatkan kcepatan downlink LTE sebesar 116 persen dari 50Mbps ke 108Mbps.
Lalu pada modifikasi channel, solusi ini mampu membantu Telkomsel memperbaiki jangkauan area outdooor hingga 21,4 persen serta peningkatan pengalaman pengguna dua hingga tiga kali lebih baik untuk area indoor.
"Solusi CloudAIR 2.0 telah membantu kami dalam mengkonvergensikan berbagai jaringan broadband sehingga memaksimalkan kapasitas dan jangkauan, yang tentunya meningkatkan pengalaman pengguna," ujar Direktur Perencanaan dan Transformasi Telkomsel Edward Ying.
Ying menjelaskan, Telkomsel menemukan fenomena pelanggan di jaringan 2G ada yang mulai bermigrasi ke 4G tapi di saat yang sama masih ada yang bertahan di jaringan 2G. Teknologi CloudAir 2.0 memudahkan Telkomsel mengalokasikan spektrum yang terbatas sesuai kebutuhan pelanggan di jaringan 2G dan 4G.
Solusi ini secara dinamis mengalokasikan dan menyesuaikan spektrum berdasarkan perubahan trafik dan mencegah RAT (Radio Access Technologies technologies) legacy untuk menduduki golden spekrum dalam waktu lama yang berimbas pada pemaksimalan efisiensi spektrum.
Modifkasi channel dapat menggabungkan keunggulan bandwidth downlink yang lebih besar dari high band dan coverage uplink yang lebih baik dari low band.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News