Microsoft dan LinkedIn merilis data Indonesia dari laporan global Work Trend Index 2024.
Microsoft dan LinkedIn merilis data Indonesia dari laporan global Work Trend Index 2024.

Karyawan Tertarik Pakai AI, tak Tunggu Perusahaan

Lufthi Anggraeni • 11 Juni 2024 19:54
Jakarta: Microsoft dan LinkedIn merilis data Indonesia dari laporan global Work Trend Index 2024, membahas penggunaan kecerdasan buatan (AI) di dunia kerja. Laporan ini mengungkapkan persentase pegawai kantoran di Indonesia terkait dengan penggunaan AI generatif.
 
“Saat ini, kita sedang berada di era transformasi AI yang memungkinkan kita untuk berkreasi dan berinovasi jauh lebih cepat. Kecepatan Indonesia dalam beradaptasi dan bertumbuh di era ini pun menunjukan bahwa kita berada di jalur yang tepat untuk merealisasikan peluang ekonomi digital Indonesia dan menciptakan dampak positif lebih besar bagi masyarakat luas,” ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir.
 
Laporan berjudul AI at work is here. Now comes the hard part, dihasilkan melalui survei terhadap 31.000 orang di 31 negara termasuk Indonesia, tren ketenagakerjaan dan perekrutan di LinkedIn, triliunan sinyal produktivitas Microsoft 365, serta riset bersama pelanggan dari perusahaan Fortune 500.

Temuan ini mencerminkan kuatnya minat Indonesia untuk memanfaatkan teknologi AI guna menghasilkan dampak bisnis, serta menandakan potensi munculnya budaya baru dalam sektor ketenagakerjaan Indonesia yang didorong oleh AI.
 
Laporan Work Trend Index 2024 ini menggarisbawahi tiga poin utama, salah satunya adalah ketertarikan pegawai kantoran untuk mengadopsi AI di tempat kerja. Laporan ini juga mengungkap bahwa pegawai kantoran tidak menunggu perusahaan untuk menyediakannya.
 
Selain itu, laporan ini mengungkap bahwa sebanyak 92 persen pegawai kantoran di Indonesia sudah menggunakan generative AI di tempat kerja. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan angka global sebesar 75 persen dan Asia Pasifik sebesar 83 persen.
 
Selain sebesar sekitar 92 persen pemimpin di Indonesia percaya akan pentingnya adopsi AI untuk menjaga keunggulan kompetitif perusahaan. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka global sebesar 79 persen, dan Asia Pasifik sebesar 84 persen.
 
Kendati demikian, sebesar 48 persen responden merasa khawatir kepemimpinan di organisasinya masih belum memiliki visi dan rencana untuk menerapkan AI dalam perusahaan. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan angka global sebesar 60 persen dan Asia Pasifik sebesar 61 persen.
 
Karenanya, sebesar 76 persen pegawai di Indonesia berinisiatif untuk membawa perangkat atau solusi AI mereka sendiri ke tempat kerja (Bring Your Own AI/BYOAI). Namun, tren ini berpotensi mengurangi manfaat yang bisa diraih saat AI digunakan secara strategis dalam skala besar, serta membawa risiko tertentu terhadap data perusahaan.
 
Dengan demikian, laporan ini menyebut pemimpin perusahaan memiliki tugas dalam waktu dekat untuk mempertimbangkan cara menerapkan AI dalam skala besar di perusahaan, sembari menghasilkan return on investment (ROI) maksimal.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan