Foto: BRIN
Foto: BRIN

Di Balik Inovasi Digital, Tiga Riset Ungkap Risiko dan Peluang bagi Masyarakat

Mohamad Mamduh • 14 Desember 2025 18:20
Jakarta: Perubahan besar dalam teknologi digital terus mendorong inovasi di berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Namun di balik peluang tersebut, riset-riset BRIN menunjukkan bahwa transformasi digital juga memunculkan tantangan sosial ekonomi baru yang perlu dicermati. 
 
Hal ini mengemuka dalam paparan tiga peneliti BRIN pada hari kedua Seminar Naskah Publikasi, Monitoring, dan Evaluasi Rumah Program Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),  di Jakarta pada Kamis (27/11).
 
Paparan pertama disampaikan Yanu Endar Prasetyo, peneliti Pusat Riset Kependudukan BRIN. Ia menyoroti bagaimana aplikasi digital berisiko, mulai dari judi online hingga pinjaman daring yang dapat memicu tekanan finansial dan memperdalam kerentanan ekonomi keluarga.

Temuan lapangan di Bandung, Serang, dan Pandeglang menunjukkan bahwa keputusan impulsif pengguna seringkali dipengaruhi oleh desain platform, minimnya literasi digital, serta lemahnya pemahaman finansial.
 
“Literasi digital dan perlindungan konsumen menjadi fondasi penting agar masyarakat tidak terjebak dalam siklus kerentanan baru,” tegas Yanu.
 
Penelitian berikutnya disampaikan Yulinda Nurul Aini, peneliti Pusat Riset Kependudukan BRIN, yang mengangkat transformasi digital di tiga desa wisata di Manggarai Barat. Menariknya, kesiapan teknologi yang berbeda antar desa tidak menjadi penghalang ketika komunitas memiliki kepemimpinan kuat dan peran generasi muda berjalan optimal. Generasi Z tampil sebagai motor penggerak promosi digital, penyusunan agenda wisata, hingga evaluasi kegiatan. 
 
“Potensi pemuda harus diperkuat dengan pelatihan dan pendampingan agar mereka menjadi penggerak pariwisata digital yang berkelanjutan,” ujar Yulinda.
 
Riset ketiga, disampaikan Hertria Maharani Putri, peneliti Pusat Riset Ekonomi Perilaku dan Sirkuler BRIN. Ia memaparkan bagaimana teknologi pakan otomatis dan pemantauan kolam secara real-time melalui model eFishery meningkatkan efisiensi produksi.
 
Namun menurutnya, adopsi teknologi tersebut tidak merata. Pelaku akuakultur di Depok tercatat paling cepat beradaptasi, sementara Bekasi masih menghadapi kendala lingkungan dan kesiapan infrastruktur. 
 
“Transformasi digital membutuhkan kolaborasi lintas aktor agar manfaat teknologi dapat dirasakan merata, bukan hanya oleh pelaku yang sudah siap,” jelas Hertria. 
 
Rangkaian temuan tiga riset ini memperlihatkan bahwa digitalisasi bukan sekadar soal perangkat dan aplikasi, tetapi proses sosial yang memengaruhi dinamika ekonomi, relasi komunitas, hingga kesejahteraan keluarga. 
 
Melalui pendekatan berbasis bukti, BRIN menegaskan komitmennya dalam memastikan transformasi digital Indonesia berjalan inklusif, adil, dan berkelanjutan, agar inovasi teknologi dapat menghadirkan manfaat nyata bagi seluruh lapisan masyarakat.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan