Mata Rakyat perlu relawan di setiap TPS. (MI / RAMDANI)
Mata Rakyat perlu relawan di setiap TPS. (MI / RAMDANI)

Aplikasi MataRakyat, Demi Penghitungan Suara Pilkada DKI 2017 Lebih Cepat dan Transparan

Ellavie Ichlasa Amalia • 13 Januari 2017 18:37
medcom.id, Jakarta: Pilkada DKI akan diadakan pada tanggal 15 Februari mendatang. Software house inTouch berinisiatif untuk membuat aplikasi dan situs MataRakyat yang berfungsi untuk menghitung hasil pemungutan suara dengan lebih cepat dan transparan dengan bantuan para relawan yang disebut eSaksi.
 
Selama ini, untuk mengetahui hasil Pilkada, masyarakat harus rela menunggu Real Count dari KPU yang baru diumumkan 12 hari setelah Pilkada.
 
Opsi lainnya adalah Quick Count, yang menggunakan sampel 2 persen, sehingga keakuratannya diragukan. InTouch ingin menyediakan perhitungan yang cepat dan akurat dengan aplikasi MataRakyat, yang akan tersedia untuk iOS dan Android. 

Sistem dari aplikasi Mata Rakyat cukup sederhana. Setelah mengunduhnya di App Store atau Play Store, Anda bisa mendaftarkan diri sebagai eSaksi. Namun, tidak sembarang orang bisa menjadi eSaksi.
 
Untuk mencegah "banjir" pengguna dari kota luar Jakarta, setelah Anda mendaftarkan diri -- memasukkan nama sesuai KTP dan NIK -- MataRakyat akan memeriksa apakah Anda memang merupakan pemilih yang terdaftar di database KPU. Jika ya, maka Anda akan dijadikan sebagai eSaksi di TPS tempat nama Anda terdaftar. 
 
Lalu, bagaimana dengan Anda yang penasaran dengan hasil Pilkada DKI tapi warga luar Jakarta? Anda tetap bisa menggunakan aplikasi Mata Rakyat sebagai penonton meski tidak bisa jadi eSaksi. 
 
"Jadi begitu Anda daftar, kalau masukin nama dan NIK dan ternyata tidak terdaftar, di aplikasi akan muncul pesan, Anda masih bisa menjadi penonton," ujar Kendro Hendra, CEO inTouch. 
 
Di setiap TPS, Mata Rakyat membutuhkan 5 orang sebagai relawan untuk memasukkan data jumlah suara yang didapatkan dari masing-masing pasangan calon dan mengambil foto dari formulir C1. Untuk memastikan data yang dimasukkan sesuai dengan di foto, informasi ini akan dikirimkan ke relawan lain di TPS lain untuk melakukan validasi. Jika data dinyatakan valid, barulah ia dikirimkan ke server MataRakyat. 
 
Setelah data terkumpul, pengguna MataRakyat lain, yang hanya menjadi penonton, akan dapat melihat hasil perhitungan suara. Jika dibandingkan dengan aplikasi lain, MataRakyat unik karena ia hanya akan aktif di satu waktu, yaitu pada 15 Januari sore, setelah pemungutan suara selesai dilakukan. Pihak inTouch memperkirakan, dalam satu hari tersebut, akan ada 5 juta orang yang mengakses aplikasi MataRakyat secara bersamaan.
 
MataRakyat Pilkada DKI 2017
 
Untuk itu, MataRakyat memerlukan server yang fleksibel. Inilah yang menjadi alasan inTouch memilih untuk menggandeng Microsoft dan menggunakan layanan cloud mereka, Azure. Salah satu kelebihan layanan cloud adalah karena ia fleksibel, sehingga bisa mengakomodasi aplikasi yang memiliki pengguna sangat banyak dalam satu waktu dan menurun drastis pada waktu lainnya. 
 
"Kita hitung, dari penduduk Jakarta, anggap saja 60 persen punya smartphone dan mau download. Plus, yang dari luar Jakarta, jadi kita pikir ada 5 juta yang pakai. Lima juta ini akan pakai aplikasi hampir pada saat yang bersamaan. Sehingga kapasitasnya yang harus disiapkan adalah 5 juta concurrent user," ujar Hendra. 
 
Terkait masalah keamanan, inTouch juga menyerahkannya pada Microsoft. Mengingat nama besar Microsoft, pihak inTouch tidak khawatir akan terjadi serangan siber.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan