Ilustrasi: DataScientist
Ilustrasi: DataScientist

84% Organisasi Asia Pasifik Sudah Adopsi AI dalam Keamanan Siber

Mohamad Mamduh • 06 Oktober 2025 11:05
Jakarta: Kecerdasan Buatan (AI) telah melampaui sekadar tren dan kini menjadi garda terdepan dalam strategi pertahanan siber di Asia Pasifik.
 
Sebuah survei IDC 2025 yang ditugaskan oleh Fortinet, pemimpin global di bidang keamanan siber, mengungkapkan bahwa 84% organisasi di kawasan ini telah mengadopsi AI dalam lingkungan keamanan mereka. Temuan ini menyoroti bagaimana AI secara fundamental mengubah kecepatan, akurasi, dan skala operasi keamanan, serta membentuk prioritas perekrutan dan strategi investasi.
 
Studi ini menunjukkan bahwa pengaruh AI kian besar dalam lanskap siber, mengubah kedua sisi keamanan. Bagi pihak defensif, AI berpotensi mengotomatisasi deteksi, mempercepat respons, dan meningkatkan skala intelijen ancaman. Namun, kemampuan serupa juga dimanfaatkan oleh penyerang, yang menggunakan AI untuk melancarkan serangan lebih senyap, cepat, dan adaptif.

Hampir dua pertiga (61%) organisasi di Asia Pasifik melaporkan mengalami serangan siber berbasis AI dalam setahun terakhir, dengan 64% di antaranya melaporkan peningkatan volume ancaman dua kali lipat dan 29% bahkan tiga kali lipat. Serangan-serangan ini lebih sulit dideteksi dan sering mengeksploitasi celah pada visibilitas, tata kelola, maupun proses internal.
 
Adopsi AI berkembang pesat dari sekadar deteksi menjadi kasus penggunaan yang lebih canggih seperti respons otomatis, pemodelan ancaman prediktif, respons insiden berbasis AI, intelijen ancaman, dan analitik perilaku.
 
Generative AI (GenAI) juga mulai diadopsi untuk tugas-tugas ringan seperti menjalankan playbook, memperbarui aturan dan kebijakan, mendeteksi social engineering, menulis aturan deteksi, dan menjalankan investigasi terbimbing. Namun, kepercayaan terhadap tindakan otonom seperti auto-remediation masih terbatas, menandakan bahwa adopsi masih dalam fase "co-pilot."
 
Pergeseran menuju keamanan siber berbasis AI juga mengubah struktur tenaga keamanan. Lima peran keamanan siber yang paling banyak dicari di Asia Pasifik meliputi security data scientist, analis intelijen ancaman, insinyur keamanan AI, peneliti keamanan AI, dan ahli respons insiden khusus AI. Ini mencerminkan tren yang lebih luas di mana tenaga kerja berkembang pesat untuk mengimbangi laju adopsi teknologi.
 
Anggaran keamanan siber terus meningkat, dengan hampir 80% organisasi melaporkan kenaikan, meskipun kurang dari 5%. Lima bidang investasi teratas untuk 12-18 bulan ke depan meliputi keamanan identitas, keamanan jaringan, SASE/Zero Trust, ketahanan siber, serta perlindungan aplikasi cloud-native. Ini menandakan pergeseran strategis dari pengeluaran yang berfokus pada infrastruktur ke prioritas yang lebih terarah dan berpusat pada risiko.
 
Meskipun keamanan siber semakin mendapat perhatian eksekutif, banyak tim masih kekurangan tenaga dan kewalahan. Kurangnya spesialisasi ini memberikan dampak signifikan, dengan lebih dari separuh responden menyebutkan ancaman melonjak drastis, ditambah dengan tekanan dari banyaknya alat yang digunakan dan tantangan retensi keahlian. Konsolidasi dan konvergensi menjadi strategi inti, dengan hampir semua responden (97%) sudah menggabungkan keamanan dan jaringan atau sedang mengevaluasi cara melakukannya.
 
Simon Piff, Research Vice-President, IDC Asia-Pacific, menyatakan bahwa temuan survei ini mencerminkan kematangan keamanan siber yang meningkat, di mana organisasi tidak lagi bereksperimen dengan AI, melainkan menanamkannya ke dalam deteksi ancaman, respons insiden, dan desain tim.
 
Edwin Lim, Country Director, Fortinet Indonesia, menambahkan bahwa Fortinet membantu pelanggan menghadapi perubahan ini dengan menanamkan AI di seluruh platform, memungkinkan deteksi lebih cepat, respons lebih cerdas, dan operasi yang lebih tangguh di tengah risiko siber yang kian kompleks.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan