Hanif menjelaskan bahwa IoT merupakan salah satu teknologi kunci dalam mendukung transformasi digital di berbagai sektor, mulai dari pertanian, lingkungan, hingga industri. “Kami mengembangkan sistem berbasis sensor, konektivitas, dan pemrosesan data yang bisa digunakan untuk mendukung efisiensi dan otomatisasi dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Salah satu inovasi yang menarik perhatian adalah Prepaid Smart Water Meter—alat pengukur dan pengatur penggunaan air berbasis sistem prabayar, mirip seperti pulsa listrik PLN. Teknologi ini dirancang menggunakan komponen utama seperti STM32WB (mikrokontroler), PCBA sensor untuk mendeteksi volume air, serta sistem pengisian token melalui aplikasi Android L-Connect menggunakan koneksi Bluetooth.
Selain itu, BRIN juga mengembangkan Sistem Deteksi Kantuk Secara Real Time. Teknologi ini memanfaatkan kamera dan sensor untuk memantau kondisi wajah dan mata pengguna terutama untuk pengemudi atau pekerja di sektor yang menuntut konsentrasi tinggi.
Sistem akan memberi peringatan otomatis apabila terdeteksi tanda-tanda kantuk, seperti mata tertutup lama atau kepala menunduk. “Teknologi ini penting untuk mendukung keselamatan, khususnya dalam dunia transportasi dan industri kerja.” jelas hanif.
Hanif juga menjelaskan bahwa Pusat Riset Mekatronika Cerdas BRIN mendorong kolaborasi dengan kecerdasan buatan (AI) dan big data analytics. “Dengan integrasi ini, kita bisa menciptakan sistem yang tidak hanya mengumpulkan data, tetapi juga bisa belajar dari data tersebut dan mengambil keputusan otomatis,” ujarnya.
Kegiatan kunjungan ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang teknologi IoT, tetapi juga membuka wawasan mahasiswa terhadap pentingnya riset dan inovasi dalam pembangunan nasional.
Ia berharap kunjungan ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk ikut serta dalam pengembangan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Apalagi mahasiswa sebagai generasi Z perlu menguasai teknologi IoT guna menghadapi revolusi industri 5.0.
“Saya juga berharap mahasiswa dapat menjunjung konsep collaborative robot, sehingga AI dapat dimanfaatkan untuk kolaborasi dalam validasi data guna meminimalkan kesalahan manusia. Dengan begitu, manusia dapat berjalan beriringan dengan AI, bukan dikendalikan olehnya," tutup Hanif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id