Pada November lalu, Strava merilis peta yang menunjukkan aktivitas para penggunanya di seluruh dunia. Peta tersebut menunjukkan satu miliar aktivitas yang ada pada tiga triliun titik koordinat. Peta itu menunjukkan dimana orang-orang berolahraga.
Namun, seorang analis menyebutkan bahwa peta itu juga memudahkan seseorang untuk mengetahui lokasi markas militer dan kegiatan anggota militer.
The Verge melaporkan, Nathan Ruser, anggota dari Institute for United Conflicts Analysts menyebutkan via Twitter bahwa seseorang dapat dengan mudah membandingkan peta Strava dengan lokasi dari markas militer yang diketahui.
Ruser juga merasa, seseorang bisa memperkirakan kegiatan anggota dari sebuah markas militer berdasarkan rute lari dan patroli. Untuk memperkuat teorinya, dia menunggah screenshot dari contoh pemetaan markas militer Amerika Serikat.
Strava released their global heatmap. 13 trillion GPS points from their users (turning off data sharing is an option). https://t.co/hA6jcxfBQI … It looks very pretty, but not amazing for Op-Sec. US Bases are clearly identifiable and mappable pic.twitter.com/rBgGnOzasq
— Nathan Ruser (@Nrg8000) January 27, 2018
Sebenarnya, sebelum peta Stava diunggah, Google Maps dan gambar dari satelit publik telah menunjukkan keberadaan markas militer. Namun, peta Stava menawarkan informasi tambahan seperti bagaimana pergerakan orang-orang di sekitar markas tersebut.
Misalnya, dengan mencocokkan dua gambar di bawah, Anda bisa dengan mudah menentukan jalan yang sering dilewati di Fort Benning, Georgia.
Ini bukanlah masalah baru. Pihak militer telah menyadari ancaman keamanan yang muncul ketika anggotanya membawa perangkat yang melacak lokasi mereka. Karena itu, pihak militer membuat regulasi baru terkait penggunaan tablet dan smartphone. Anggota militer sekarang sudah tidak boleh lagi membawa perangkat elektronik ke tempat sensitif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News