Microsoft dianggap telah melanggar peraturan privasi di Belanda. (spooh via Getty Images)
Microsoft dianggap telah melanggar peraturan privasi di Belanda. (spooh via Getty Images)

Windows 10 Dianggap Langgar Hukum Privasi, Kenapa?

Ellavie Ichlasa Amalia • 16 Oktober 2017 12:32
medcom.id: Microsoft sudah pernah mendapatkan kritik karena Windows 10 dianggap terlalu agresif dalam mengumpulkan data penggunanya. Sekarang, Badan Perlindungan Data Belanda (DPA) menyatakan Windows 10 melanggar hukum perlindungan data, setelah adanya sedikit perubahan dalam Creators Update. 
 
Disebutkan, Microsoft tidak menginformasikan pengguna dengan jelas data apa saja yang mereka gunakan dan alasan mengapa data itu diperlukan. Tidak hanya itu, otoritas asal Belanda itu percaya, pengaturan default Windows mencegah pengguna memberikan persetujuan atas pengumpulan data yang dilakukan oleh Microsoft, lapor Engadget. 
 
Ketika Windows dipasang, pengaturan otomatis adalah membagikan semua data pengguna ke Mirosoft. Pengguna juga didorong menerima permintaan tersebut. DPA menyebutkan, hanya karena pengguna tidak mengganti pengaturan default tersebut, bukan berarti mereka memberikan izin pada Microsoft untuk mengumpulkan data mereka. 

Regulator itu juga menyebutkan, Creators Update tidak menghormati pilihan privasi yang pengguna pilih sejak awal. Microsoft juga tidak menjelaskan bahwa peramban Edge secara terus menerus mengumpulkan data aplikasi dan penjelajahan internet dalam pengaturan awal. 
 
Microsoft membantah tuduhan ini. Dalam jawabannya pada DPA, Microsoft mengatakan bahwa Windows 10 menginformasikan pengguna akan data yang ia kumpulkan dan bagaimana data itu digunakan, meski mereka mengakui bahwa pengguna harus masuk ke bagian persetujuan privasi, yang tidak banyak orang baca, untuk mengerti penuh apa yang Microsoft minta. 
 
Perusahaan asal Redmond itu juga menyebutkan, mereka memerlukan sebagian data perangkat untuk mengerti masalah kompatibiltas dan mencari tahu ketika aplikasi mendadak crash atau terhenti, yang mungkin bisa berarti adanya celah keamanan pada software/sistem operasi. Microsoft juga membantah bahwa mereka membuat pengguna tidak bisa memberikan persetujuan. 
 
Microsoft berencana untuk bekerja sama dengan DPA untuk menyelesaikan berbagai pelanggaran yang terjadi. Namun, tampaknya, kedua belah pihak tidak akan mencapai kata mufakat dalam waktu dekat. DPA menyebutkan, masalah ini bisa memiliki konsekuensi besar.
 
Jika Microsoft tidak mau membuat Windows versi khusus untuk warga Belanda, ada kemungkinan, Microsoft akan mengubah kebijakannya tentang pengumpulan data di seluruh dunia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan