Chief Technical Officer Cloud Computing Akamai, Jay Jenkins menuturkan bahwa perusahaanya diandalkan karena solusi Content Delivery Network (CDN) dan memiliki reputasi penyedia platform komputasi cloud global yang bagus.
“Akamai menyediakan dukungan untuk jaringan global dalam menyediakan konten kepada pengguna internet, tidak cuma konten tapi di dalamnya termasuk sistem keamanan dan layanan cloud itu sendiri,” tuturnya.
Pria yang memiliki pengalaman di Google Cloud dan Byte Dance ini mengakui bahwa Akamai telah menjadi backbone dari layanan internet atau digital global. Akamai sendiri adalah perusahaan yang benar-benar menjadi cloud sebagai core bisnis.
“Kami adalah perusahaan platform dan kami membantu pelanggan untuk menyediakan layanan mereka, jadi kami tidak bersaing dengan pelanggan atau perusahaan yang menggunakan teknologi kami,” ungkap Jay.
Meskipun begitu Akamai sendiri memiliki visi dan misi lebih jauh, tidak hanya menjadi backbone tapi mendemokratisasi akses internet yang cepat dan bisa diandalkan. Jay menegaskan bahwa Indonesia sendiri adalah negara kepulauan yang sehingga solusi yang ditawarkan Akamai diklaim sesuai dengan kebutuhan.
“Meskipun Indonesia memiliki data center tapi layanan akan tetap dihadirkan dari lokasi lain, misalnya Singapura, makanya akan selalu ada lag pada layanan diterima. Akamai hadir untuk menyediakan dukungan untuk di Indonesia sendiri sehingga bisa mendemokratisasi akses internet,” kelas Jay.
Di sisi lain, solusi dan teknologi Akamai dinilai Jay juga berpengaruh ke biaya operasional sehingga di konsumen atau masyarakat harga layanan akses internet juga menjadi lebih terjangkau.
Indonesia sendiri diakui Jay memiliki posisi penting bagi operasional Akamai makanya perusahaan ini bulan lalu beberapa bulan lalu meresmikan Core Compute Region di sini. Fasilitas ini akan menyediakan titik koneksi yang lebih cepat bagi kawasan yang memilikinya.
“Sebelumnya Anda sangat dibatasi oleh jumlah lokasi di mana layanan itu tersedia. Namun, bukan berarti tidak ada kebutuhan untuk wilayah komputasi inti. Dan itulah yang kami maksud, kini Anda (Indonesia) memiliki kemampuan untuk skala, pemrosesan khusus, pelatihan skala besar, dan basis data skala besar yang membutuhkan lokasi yang memiliki kapasitas besar,” jelasnya.
Dukungan dari Akamai berupa Core Compute Region sendiri diakui membuka peluang lebih besar bagi Akamai maupun pelanggan di Tanah Air untuk mendemokratisasi akses atau memperluas jangkauan layanan digital kepada penggunanya, termasuk mengakselerasi transformasi digital.
Jay menyebut bahwa perusahaan atau bisnis di Indonesia sudah banyak yang mengadopsi teknologi cloud namun masih terpaku pada satu layanan sehingga kerap kesulitan saat harus memindahkan aplikasi mereka ke cloud lain.
“Jadi salah satu hal yang menjadi tantangan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia, dan memang tidak semua perusahaan, tetapi umumnya mereka belum benar-benar memikirkan portabilitas aplikasi,” jelas Jay.
“Dan mereka memiliki risiko konsentrasi yang sangat besar dengan satu penyedia layanan dan hal ini mengurangi fleksibilitas mereka untuk berpindah ke penyedia layanan lain seperti Akamai yang mencari peluang berbeda seperti performa-harga,” sambungnya.
Sejalan dengan perkembangan transformasi digital yang digaungkan oleh pemerintah Indoneisa, Jay menegaskan bahwa Akamai tunduk terhadap permintaan pemerintah untuk menyediakan standar keamanan tinggi termasuk dalam menjaga privasi data.
“Jadi di Akamai, kami memiliki banyak kemampuan di bidang keamanan, untuk melindungi
endpoint dan API, juga memiliki firewall aplikasi, serta manajemen bot untuk membantu
perusahaan melindungi diri mereka sendiri dari siapa pun yang mungkin menyusup untuk
mendapatkan akses ke data tersebut,” katanya.
Jay mengklaim Akamai memiliki keunggulan dibandingkan kompetitor berbekal perspektif pendekatan yang selalu dari sisi edge network atau menjawab kebutuhan dari pengguna end-user.
“Jadi, kami selalu melihat hal-hal dari luar, dengan melihat penyedia cloud tradisional yaitu mereka selalu memulai dari pusat data inti dan melihat perspektif dari sana,” ungkap Jay.
“Sedangkan kami melihat segala sesuatunya dengan pandangan yang lebih berpusat pada pelanggan. Dan kami memiliki wawasan yang berbeda di sana,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News