Prediksi tersebut disampaikan dalam edisi terbaru Buletin Keamanan Kaspersky yang membahas lanskap keamanan siber telekomunikasi.
Dalam laporan tersebut, Kaspersky mencatat empat kategori ancaman utama yang dihadapi operator telekomunikasi selama 2025. Intrusi yang ditargetkan (Advanced Persistent Threat/APT) terus menargetkan akses tersembunyi ke lingkungan operator untuk kepentingan spionase jangka panjang.
Di sisi lain, kompromi rantai pasokan tetap menjadi pintu masuk utama, mengingat ekosistem telekomunikasi bergantung pada banyak vendor, kontraktor, serta platform yang terintegrasi erat.
Ancaman lain yang masih menjadi perhatian adalah serangan Distributed Denial of Service (DDoS), yang berdampak langsung pada ketersediaan dan kapasitas layanan. Selain itu, laporan juga menyoroti tekanan berkelanjutan dari berbagai bentuk penipuan dan ancaman berbasis SIM.
Berdasarkan data Kaspersky Security Network, antara November 2024 hingga Oktober 2025, sebanyak 12,79% pengguna di sektor telekomunikasi terpapar ancaman online, sementara 20,76% menghadapi ancaman pada perangkat (on-device).
Dalam periode yang sama, 9,86% organisasi telekomunikasi secara global dilaporkan mengalami serangan ransomware.
Memasuki 2026, Kaspersky menilai sektor telekomunikasi berada pada fase transisi dari pengembangan teknologi yang cepat menuju implementasi berskala luas. Pergeseran ini dinilai menciptakan peluang sekaligus risiko baru, terutama pada tiga area utama.
Pertama, manajemen jaringan berbasis kecerdasan buatan (AI), di mana otomatisasi berpotensi memperkuat kesalahan konfigurasi atau bertindak berdasarkan data yang menyesatkan.
Kedua, transisi menuju kriptografi pasca-kuantum, yang jika diterapkan secara terburu-buru dapat memicu persoalan interoperabilitas dan kinerja. Ketiga, integrasi jaringan 5G dengan satelit (Non-Terrestrial Network/NTN), yang memperluas jejak layanan dan meningkatkan kompleksitas titik integrasi.
Leonid Bezvershenko, peneliti keamanan senior di Kaspersky GReAT, mengatakan bahwa ancaman yang mendominasi 2025 tidak akan menghilang dalam waktu dekat.
“Ancaman yang mendominasi tahun 2025 kampanye APT, serangan rantai pasokan, serangan DDoS tidak akan hilang. Namun sekarang ancaman tersebut beririsan dengan risiko operasional dari otomatisasi AI, kriptografi siap kuantum, dan integrasi satelit,” jelasnya.
“Operator telekomunikasi membutuhkan visibilitas di kedua dimensi tersebut: memiliki pertahanan kuat terhadap ancaman yang diketahui sambil membangun keamanan ke dalam teknologi baru ini sejak hari pertama. Kuncinya adalah intelijen ancaman berkelanjutan yang mencakup dari titik akhir hingga orbit,” kata Bezvershenko.
Untuk mengurangi risiko, Kaspersky merekomendasikan operator telekomunikasi melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap lanskap APT, dan memperlakukan otomatisasi jaringan berbasis AI sebagai program manajemen perubahan dengan kontrol manusia.
Kemudian Kaspersky juga mengimbau para operator meningkatkan kesiapan mitigasi DDoS sebagai bagian dari manajemen kapasitas, serta menerapkan solusi endpoint detection and response (EDR) guna mendeteksi ancaman lanjutan sejak dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News