Mengutip Techpowerup, laporan Intel tersebut menyampaikan bahwa pada kuartal ketiga, Intel mencatat perkembangan signifikan terkait rencana pengurangan biaya sebesar USD10 miliar (Rp157.7 triliun).
Rencana ini ditujukan untuk mendorong efisiensi operasional dan ketangkasan, mengakselerasi pertumbuhan menguntungkan dan menciptakan kapasitas untuk investasi yang tengah berjalan dalam teknologi dan kepemimpinan manufaktur.
Inisiatif ini termasuk penyesuaian struktural dan operasional di seluruh perusahaan, seiring dengan pengurangan jumlah pegawai, pengeluaran operasional dan belanja modal. Sebagai hasil dari tindakan ini, Intel mengantongi biaya restrukturisasi sebesar USD2,8 miliar (Rp44,1 triliun) pada Q3 2024.
Dari angka tersebut, USD528 juta (Rp8,3 triliun) di antaranya merupakan biaya non-tunai dan USD2,2 miliar (Rp34,7 triliun) di antaranya akan diselesaikan secara tunai di masa mendatang. Intel turut melaporkan kerugian per saham akibat beban restrukturisasi dan beban penurunan nilai aset.
Beban restrukturisasi sebesar USD2,8 miliar (Rp44,1 triliun) dan beban penurunan nilai aset, termasuk penyisihan terhadap aset pajak tangguhan, dan penyusutan yang dipercepat sebesar USD15,9 miliar (Rp250,5 triliun) tersebut meningkatkan rugi per saham GAAP yang diatribusikan kepada Intel sebesar USD3,89 (Rp61.230) per saham.
Sementara itu, beban restrukturisasi, penurunan nilai aset goodwill dan tak berwujud, dan penyisihan penilaian aset pajak tangguhan tidak berdampak pada rugi per saham non-GAAP yang diatribusikan kepada Intel.
Sedangkan beban penurunan nilai dan penyusutan yang dipercepat untuk aset manufaktur tertentu sebesar USD3,1 miliar (Rp48,9 triliun) meningkatkan rugi per saham GAAP dan non-GAAP yang diatribusikan kepada Intel masing-masing sebesar $0,57 (Rp8.985) dan $0,63 (Rp9.931) per saham. Namun beban ini tidak dimasukkan ke dalam panduan yang diberikan Intel untuk kuartal ketiga tahun 2024.
Lebih lanjut, Intel mengumumkan rencana dengan AMD untuk membuat x86 Ecosystem Advisory Group, yang mempertemukan pemimpin dari seluruh industri untuk membantu membentuk masa depan x86.
Ecosystem Advisory Group terfokus pada menyederhanakan pengembangan software, memastikan interoperabilitas dan konsistensi antarmuka di seluruh vendor, serta menyediakan pengembang dengan alat dan instruksi arsitektur standar.
Intel juga melaporkan bahwa upaya untuk mengapalkan lebih dari 100 juta PC AI hingga akhir tahun 2025 berjalan dengan sesuai rencana. Pada bulan September lalu, Intel meluncurkan prosesor Intel Core Ultra 200V series, berkodenama Lunar Lake, menyuguhkan peningkatan daya tahan baterai hingga beberapa jam lebih lama, serta peningkatan performa.
Sementara itu, pada bulan November ini, Intel meluncurkan prosesor Intel Core Ultra 200S baru, berkodenama Arrow Lake, diklaim akan meningkatkan kemampuan AI PC ke platform desktop dan menyuguhkan AI PC untuk peminat pertama.
Intel meluncurkan Intel Xeon, diklaim mampu menggandakan kinerja generasi sebelumnya dengan peningkatan jumlah inti, lebar pita memori, dan akselerasi AI yang tertanam. Intel juga meluncurkan akselerator AI Intel Gaudi 3, menghadirkan bandwidth jaringan dua kali lipat dan bandwidth memori 1,5x lipat dari pendahulunya untuk efisiensi Large Language Model (LLM).
Selain itu, IBM dan Intel juga mengumumkan kolaborasi global untuk menerapkan akselerator AI Intel Gaudi 3 sebagai layanan di IBM Cloud, bertujuan untuk membantu meningkatkan skala AI perusahaan dengan biaya lebih efektif dan mendorong inovasi yang didukung oleh keamanan dan ketahanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News