Ilustrasi: Founders
Ilustrasi: Founders

Modus Baru Penipuan Siber Mengaku Sebagai Pegawai FBI

Mohamad Mamduh • 20 April 2025 14:29
Jakarta: Dalam upaya mengecoh korban yang pernah menjadi sasaran penipuan, FBI memperingatkan masyarakat akan adanya modus penipuan baru. Pelaku mengaku sebagai pegawai FBI Internet Crime Complaint Center (IC3) dan menawarkan bantuan untuk memulihkan dana yang telah hilang.
 
Modus ini telah menyebabkan kerugian lebih lanjut pada para korban yang sebelumnya sudah mengalami penipuan, sehingga kewaspadaan terhadap kontak tidak resmi menjadi semakin penting.
 
Dalam modus terbaru ini, para penipu menghubungi korban melalui berbagai saluran komunikasi, seperti email, telepon, media sosial, dan forum online. Para pelaku mengaku bahwa mereka telah berhasil “memulihkan” dana yang hilang atau bahkan bersedia membantu untuk mendapatkan kembali uang yang telah dicuri.

Namun, klaim tersebut hanya merupakan strategi untuk mendapatkan rasa percaya dari korban agar mereka sanggup memberikan informasi finansial yang sensitif. Sejak Desember 2023 hingga Februari 2025, FBI telah menerima lebih dari 100 laporan mengenai kasus impersonasi ini.
 
Salah satu contoh terungkap dari modus ini adalah ketika para penipu membuat akun profil palsu dengan identitas perempuan di platform media sosial. Mereka kemudian bergabung dengan grup yang terdiri dari para korban penipuan finansial. Di sana, para penipu menggalang kepercayaan dengan berpura-pura menjadi sesama korban dan kemudian menyarankan agar korban menghubungi seseorang bernama “Jaime Quin.”
 
Mengutip Bleeping Computer, sosok ini diklaim sebagai Direktur Utama IC3 yang akan membantu dalam proses pemulihan dana melalui aplikasi perpesanan Telegram. Setelah korban menghubungi “Jaime Quin,” para pelaku mulai mengumpulkan informasi keuangan dan data pribadi agar dapat mengeksploitasi lebih lanjut situasi tersebut.
 
Pihak FBI menegaskan bahwa pegawai resmi IC3 tidak akan pernah menghubungi korban secara langsung melalui telepon, email, media sosial, ataupun melalui aplikasi mobile. Selain itu, FBI mengimbau untuk tidak menyerahkan uang, kartu hadiah, cryptocurrency, maupun bentuk pembayaran lain sebagai syarat pemulihan dana.
 
Semua layanan pemulihan dana yang menawarkan bantuan dengan imbalan pembayaran atau biaya administratif adalah tipuan yang harus dihindari. Informasi ini merupakan upaya untuk mencegah agar masyarakat tidak terjebak dalam lingkaran penipuan yang selalu berupaya mengeksploitasi kerentanan korban.
 
Keberadaan modus penipuan ini mengingatkan kembali pada berbagai kasus di mana penipu mengatasnamakan pejabat pemerintah atau aparat penegak hukum. Sebelumnya, sudah ada laporan mengenai penipuan dengan cara menyamar sebagai dinas pemerintah, lengkap dengan penggunaan nomor telepon asli serta kredensial palsu. Tujuannya adalah untuk mencuri informasi pribadi atau bahkan memeras uang dari calon korban.
 
Baru-baru ini, aparat kepolisian di Spanyol juga mengungkapkan penangkapan terhadap beberapa tersangka yang menggunakan modus serupa. Para tersangka tersebut mengaku sebagai agen Europol atau pengacara dari Inggris dengan klaim bahwa mereka dapat membantu korban yang terlibat dalam investasi cryptocurrency bermasalah, asalkan korban rela membayar sejumlah biaya yang dimaksudkan sebagai “biaya pajak lokal.”
 
Sebagai langkah pencegahan, penting bagi masyarakat untuk selalu melakukan verifikasi terhadap semua komunikasi yang datang dari pihak yang mengaku berasal dari lembaga resmi seperti FBI IC3. Jika ada pihak yang menawarkan bantuan pemulihan dana melalui kontak yang tidak konvensional, seperti email pribadi, panggilan telepon yang tidak terduga, ataupun pesan di media sosial, sebaiknya segera laporkan kepada pihak berwenang.
 
Kewaspadaan ini menjadi kunci untuk menghindari kerugian yang lebih besar berikutnya. Masyarakat diajak untuk terus mengikuti informasi dari sumber resmi dan tidak pernah memberikan data sensitif seperti nomor rekening atau data pribadi lainnya kepada pihak yang tidak dikenal.
 
Kasus penipuan dengan modus impersonasi pegawai IC3 mengingatkan bahwa pelaku kejahatan siber senantiasa mencari celah dari sistem keamanan dan emosi manusia. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam terhadap cara kerja penipuan dan langkah-langkah pencegahan harus terus disosialisasikan kepada publik.
 
Semakin tinggi tingkat kewaspadaan dan pemahaman masyarakat, maka semakin sulit bagi para penipu untuk mengeksploitasi korban, sehingga keamanan digital dan finansial dapat terjaga dengan baik. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan