Di Indonesia, transformasi digital dan inovasi berbasis AI bukan lagi sekadar kemungkinan, melainkan sudah menjadi prioritas. Didukung oleh Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial (Stranas KA 2020-2045) serta meningkatnya investasi dari pemerintah dan industri, berbagai organisasi kini mempercepat penerapan otomatisasi dan teknologi berbasis data.
Pertanyaannya pun bergeser, bukan lagi apakah akan diadopsi, melainkan seberapa cepat. Ini menciptakan kebutuhan mendesak akan infrastruktur yang tidak hanya berperforma tinggi dan saling terhubung, tetapi juga aman serta patuh terhadap regulasi kedaulatan data.
Kasus penggunaan AI yang muncul saat ini bukan sekadar evolusi teknologi, melainkan revolusi. AI mengubah cara pengambilan keputusan, proses pembuatan produk, dan strategi bersaing antarperusahaan.
Bagi perusahaan di Indonesia, revolusi ini juga mengubah cara dan lokasi penyimpanan data. Kedaulatan dan privasi data kini menjadi prioritas di tingkat manajemen tertinggi, karena bisnis harus mematuhi regulasi perlindungan data nasional sambil tetap memastikan kinerja dan skalabilitas sistem mereka.
AI juga mengubah peran infrastruktur TI. Dibandingkan dengan beban kerja IT tradisional, workload AI membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih besar, latensi lebih rendah, dan akses ekosistem yang lebih luas. Kebutuhan ini tidak bisa dipenuhi hanya dengan memperbarui pusat data lama, dan pendekatan single-cloud justru berisiko menimbulkan ketergantungan vendor, penurunan kinerja, serta biaya transfer data (egress fees) yang tinggi.
Ekonomi digital Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, menghasilkan volume data yang sangat besar dari lebih dari 270 juta penduduk yang tersebar di berbagai pulau dan jaringan. Mendekatkan kemampuan komputasi ke sumber data menjadi kunci agar model AI dapat memberikan insights secara real-time dengan efisien dan aman.
Untuk memastikan workload AI dapat berjalan di lokasi yang paling optimal, organisasi Anda memerlukan distributed infrastructure yang mencakup:
1. Pusat data berperforma tinggi di berbagai lokasi global dengan kapasitas komputasi canggih untuk kebutuhan pelatihan model (training workloads)
2. Edge infrastructure yang dekat dengan sumber data untuk mendukung proses inferensi dengan latensi rendah
3. Kemampuan interkoneksi untuk memindahkan distributed data dengan cepat dan aman
Kemampuan organisasi terhubung dengan ekosistem mitra yang beragam akan menjadi kunci untuk mengakses layanan dan kapabilitas yang dibutuhkan dalam menjalankan strategi AI.
Meski terasa menantang menghadapi masa transformasi besar ini, peluang yang terbuka juga sangat menjanjikan. Mari kita lihat beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan untuk memanfaatkan peluang AI secara maksimal.
Di Indonesia, ekosistem tersebut mencakup para pemain hyperscaler global, penyedia cloud lokal, serta perusahaan digital-native, semuanya saling terhubung melalui platform seperti Equinix Fabric, yang memastikan aliran data berjalan dengan aman dan efisien.
Untuk mengoptimalkan distributed infrastructure bagi AI, perusahaan Anda perlu membangunnya di atas platform infrastruktur yang netral, bebas dari ketergantungan vendor, sehingga Anda memiliki kendali penuh.
Aspek netralitas ini sangat penting di Indonesia, di mana perusahaan sering berkolaborasi dengan berbagai mitra lokal dan internasional. Platform yang netral memungkinkan interkoneksi lintas multi-cloud, menjaga fleksibilitas dan kepatuhan tanpa mengorbankan kinerja.
Equinix sebagai salah satu penyedia colocation yang vendor-neutral mampu menghadirkan kapabilitas platform yang dibutuhkan infrastruktur distributed AI, mempertemukan ribuan mitra dan pelanggan dalam satu ekosistem pusat data.
Ketika pusat data tersebut menjadi bagian dari platform global yang saling terhubung, Anda dapat menghubungkan infrastruktur AI di seluruh dunia sekaligus menjangkau para mitra Anda di mana pun mereka berada.
Dengan hadirnya Equinix JK1 International Business Exchange (IBX) di Jakarta, perusahaan lokal kini dapat terhubung langsung ke ekosistem global ini. JK1 menjadi fondasi bagi pembangunan infrastruktur AI yang aman dan scalable, dengan kedekatan terhadap pengguna, kepatuhan terhadap regulasi data Indonesia, serta akses ke jaringan mitra internasional yang luas.
Privasi data tanpa mengorbankan kinerja
Selain meningkatkan fleksibilitas, platform infrastruktur yang netral juga menempatkan perusahaan pada posisi yang lebih baik untuk memenuhi persyaratan privasi dan kedaulatan data. Saat memperluas strategi AI secara global, organisasi akan menghadapi beragam regulasi di tiap negara, dan privasi data adalah hal yang tidak dapat ditawar.
Kerangka regulasi Indonesia, yang diperkuat dengan hadirnya Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP), menegaskan pentingnya lokalisasi data dan persetujuan pengguna. Dengan distributed infrastructure, organisasi dapat menjaga data sensitif tetap berada di dalam wilayah nasional, sambil tetap memperoleh manfaat kolaborasi global.
Cloud on-ramps dengan interkoneksi privat memungkinkan koneksi langsung tanpa melalui internet publik, sehingga menghindari risiko privasi yang sering terjadi. Sementara beberapa solusi enkripsi privat dapat mengurangi kinerja, teknologi seperti Equinix Fabric memungkinkan privasi tanpa mengorbankan performa, memberikan konektivitas privat untuk distributed AI dengan kinerja lebih baik dibandingkan jaringan publik.
Melalui Equinix Fabric, perusahaan di Indonesia dapat memindahkan data sesuai kebutuhan, secara privat, aman, dan efisien. Ini memastikan workload yang sensitif terhadap kinerja, seperti pelatihan dan inferensi AI dapat beroperasi dengan performa maksimal tanpa terekspos pada kerentanan jaringan publik.
Masa depan AI bersifat terdistribusi dan waktu untuk bertransformasi adalah sekarang. Equinix menjadi salah satu platform yang membantu membangun fondasi tersebut.
Mulai dari JK1 di Jakarta hingga lebih dari 270 pusat data berperforma tinggi di seluruh dunia, Equinix memberdayakan perusahaan di Indonesia untuk merancang infrastruktur yang aman, patuh, dan siap mendukung pertumbuhan.
Dengan akses ke ekosistem luas yang berisi lebih dari 10.000 perusahaan dan banyak penyedia layanan, organisasi Anda dapat terhubung, berinovasi, dan mengembangkan workload AI secara global, sambil menjaga keseimbangan antara tata kelola dan kinerja.
Dengan mengadopsi infrastruktur yang terdistribusi dan saling terhubung sejak hari ini, bisnis di Indonesia dapat membuka potensi penuh AI, tidak hanya untuk mentransformasi cara mereka beroperasi, tetapi juga untuk membentuk masa depan digital bangsa yang lebih cerdas dan aman.
(Haris Izmee, Managing Director, Indonesia, Equinix)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id