"Merupakan komitmen kami untuk memfasilitasi pertumbuhan seller sekaligus membantu mereka menghadirkan pengalaman berbelanja online bagi para konsumennya," ujar Co-CEO Lazada Indonesia, Florian Holm.
Florian juga menyebut, untuk gelaran acara tahun ini, Lazada Indonesia menargetkan untuk menjangkau konsumen dan meraih pendapatan dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Melalui ajang ini, Lazada Indonesia juga mengaku ingin mencoba menghadirkan inovasi baru untuk mendukung peluang demi memberikan yang terbaik bagi pelanggan.
Selama gelaran bulan ini, Lazada mengaku mempersiapkan berbagai insiatif untuk pembeli, inisiatif untuk penjual dan persiapan internal Lazada demi mendukung gelaran acara secara bulan November tersebut. Salah satu hal yang dipersiapkan dalam inisiatif untuk pembeli ditujukan untuk menarik minat masyarakat sehingga lebih aktif berbelanja di situs online.
Hal tersebut dilakukan dengan menawarkan opsi pembayaran Cash on Delivery (COD), memungkinkan pembeli melakukan transaksi saat menerima barang. Dengan cara tersebut, Lazada menyasar masyarakat dengan tingkat kepercayaan terhadap belanja via online minim.
Selain itu, Lazada berencana untuk menambahkan gudang di sejumlah kota lain, salah satunya di Makasar. Hal ini ditujukan untuk mempercepat pembeli menerima pesanan. Sementara itu pada inisiatif untuk penjual, kehadiran gudang baru juga membantu meringankan beban distribusi bagi penjual yang menjadi rekanan Lazada.
Lazada Indonesia juga mengaku telah mempersiapkan diri dengan membekali layanannya dengan teknologi lebih baik, diklaim untuk menangani 90 juta pesanan per harinya. Sayangnya, Lazada Indonesia masih enggan untuk menjelaskan secara rinci terkait teknologi baru yang mendukungnya tersebut.
Ajang Online Revolution Month 2017 akan dimulai pada tanggal 11 November 2017, dan diklaim akan dimeriahkan lebih dari 40.000 penjual di Lazada, terdiri dari UKM serta merek lokal dan internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News