Pembuat PC asal Taiwan ini menduga, informasi yang berhasil diakses adalah nama, alamat, nomor kartu, tanggal habis berlaku dan kode keamanan yang terdiri dari 3 angka.
Dengan informasi tersebut, siapa pun akan dapat melakukan pembelian dari jarak jauh, baik melalui situs atau melalui ponsel. Bocornya informasi pelanggan ini menunjukkan kegagalan Acer dalam menjaga data pelanggan mereka.
Menurut laporan The Verge, pelanggan Acer yang akan terkena dampak dari hal ini adalah mereka yang membeli apa pun dari toko online wilayah Amerika Utara milik Acer, mulai tanggal 12 Mei tahun lalu hingga 28 April tahun ini. Semua orang ini juga akan mendapatkan surat untuk menotifikasi mereka akan adanya kebocoran informasi ini.
Pada ZDNet Acer memberitahu bahwa total akun yang terekspos mencapai 34.500. Acer tidak menyebutkan bahwa informasi yang bocor ini mengandung data tentang login dan password pelanggan, meski mereka juga tidak dapat memastikan bahwa informasi tersebut aman.
Satu-satunya kabar baik dari bencana ini adalah fakta bahwa tidak banyak orang yang melakukan pembelian melalui portal e-commerce Acer. Kejadian ini mungkin akan mengakibatkan dampak yang jauh lebih buruk jika toko online yang terserang lebih besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News