Namun, sebagian besar laporan yang dihimpun Nokia menyebut, Android menjadi perangkat pilihan utama sebagai sasaran penyerangan malware. Platform ini dipilih karena memiliki basis pengguna terbesar di dunia.
Laporan malware Nokia tahun 2016 menekankan bahwa malware merupakan ancaman utama tidak hanya untuk ponsel Android, tapi juga untuk seluruh smartphone bersistem operasi berbeda, seperti dilaporkan oleh Phone Arena.
Laporan Nokia juga menyebut, infeksi perangkat mobile meningkat sebesar 96 persen pada pertengahan tahun pertama 2016. Peningkatan tertinggi terjadi pada bulan April lalu. Infeksi smartphone dilaporkan hampir dua kali lipat dalam kurun waktu enam bulan, jika dibandingkan dengan pertengahan tahun kedua 2015.
Selain itu, kurang dari 78 persen dari seluruh infeksi jaringan mobile menargetkan smartphone. Laporan ini juga menyebut perangkat berbasis platform Android yang menjadi target utama, berkontribusi sebesar 74 persen infeksi malware mobile.
Sebanyak satu dari dari 120 smartphone terinfeksi sejumlah tipe malware pada masa puncaknya di bulan April lalu. Sementara itu, menurut database malware Nokia, jumlah aplikasi Android yang terinfeksi malware sebesar 875 persen dari 5,1 juta aplikasi pada Desember 2015 menjadi 8,9 juta di Juli 2016.
Tiga malware paling berbahaya yang terdeteksi Nokia yaitu Uapush.A, Kasandra.B, dan SMSTracker. Ketiga malware ini telah menginfeksi sebesar 47 persen dari keseluruhan infeksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News