Seperti yang dilansir Mashable, Mengersen memimpin ekspedisi ke wilayah hutan rimba di Peru, Amerika Serikat, untuk mencari jaguar. Jaguar disebut menjadi salah satu hewan yang terancam punah oleh International Union for the Conservation of Nature, akibat kerusakan tempat tinggal dan ancaman lainnya.
Selama di Peru, selain mengumpulkan informasi dari penduduk setempat, tim Mengersen juga merekam video 360 derajat dan pengalaman virtual reality menggunakan sejumlah GoPro. Tim Mengersen tidak merekam ini sekedar untuk dokumentasi mereka.
Klip hasil rekaman tersebut tidak hanya ditujukan untuk menarik perhatian dan mengedukasi masyarakat, juga digunakan untuk mendorong ahli di seluruh dunia berbagi pengetahuan mereka. Selain itu, klip ini juga ditujukan untuk mendorong para ahli untuk menciptakan model pergerakan dan kebiasaan hewan langka.
Dengan melihat lingkungan secara virtual, ilmuwan dapat mengemukan pendapat mereka terkait kemampuan jaguar untuk hidup di lokasi tertentu tanpa perlu melakukan perjalanan ke Peru.
Tanda yang berpotensi menjadikan suatu lokasi sebagai wilayah bermukim populasi jaguar adalah pohon buah yang disebut mampu menarik mangsa jaguar, ataupun akses ke air atau permukiman manusia.
Menggunakan video tersebut serta model secara statistik dan matematis, tim Mengersen berharap dapat menentukan wilayah di Peru yang dapat menjadi koridor jaguar, area yang memungkinkan untuk dilewati Jaguar saat berpindah dari satu wilayah alam liar ke wilayah lainnya.
Untuk melindungi jaguar, hewan ini juga membutuhkan ruang hutan yang luas untuk berkembang biak, hidup dan berburu dengan aman, jelas Mengersen. Bagian yang aman untuk hewan ini di antara wilayah lingkungan konservasi juga menjadi kebutuhan di sepanjang Amerika Selatan.
Namun, Mengersen juga menjelaskan, memilih dan membeli lahan yang tepat untuk menciptakan koridor ini menghadapi permasalahan tersendiri. Banyak faktor yang disebutnya perlu dipertimbangkan. Mengersen menyebut jumlah mangsa cukup, serta perlindungan dari perburuan manusia dan penebangan hutan adalah beberapa faktor tersebut.
Teknolog virtual realitas juga dinilai Mengersen dapat membantu memprediksi dampak yang akan dihadapi hewan jika petugas konservasi menciptakan koridor di lokasi tertentu. Virtual reality juga dapat menciptakan perbedaan dan menghadirkan solusi dalam hal upaya perbaikan dan peningkatan yang terjadi pada konservasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id