Menurut Mashable, Google menyiapkan dana krisis sebesar USD2 juta atau sekitar Rp26,6 miliar, diperkirakan akan bertambah sebanyak USD2 juta dari donasi yang diberikan pegawai. Kampanye yang digalakan Google ini menjadi kampanye kemanusiaan terbesar hingga saat ini.
Pendanaan ini didukung oleh empat organisasi yaitu ACLU, Immigrant Resource Center, International Rescue Committee dan Mercy Corps. Sejumlah petinggi Google juga dilaporkan mendonasikan sejumlah dana secara individual kepada ACLU dan organisasi lain, meski mereka tidak disebutkan dalam laporan tersebut.
Kampanye ini diusung setelah CEO Google, Sundar Pichai secara terang-terangan menyatakan keberatannya terkait pelarangan imigrasi yang diterapkan Trump dalam memo internal.
Sebelumnya, Google juga melarang pegawainya di AS terbang ke negara terlarang, demi keamanan mereka, melalui memo internal.
Sementara itu, keberatan ini didukung oleh Co-founder Sergey Brin yang turut berpartisipasi dalam aksi proses di San Francisco International Airport pada akhir pekan lalu.
Tidak hanya Google, perusahaan teknologi lain melalui CEO mereka di antaranya Tim Cook dari Apple, Satya Nadella dari Microsoft, dan Elon Musk dari Tesla Motors juga menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan yang diambil oleh administrasi President Trump tersebut, baik secara internal maupun publik.
Tidak hanya menyuarakan keberatannya, perusahaan teknologi tersebut juga menuntut Trump mengubah kebijakannya membatasi imigran dari negara-negara mayoritas Muslim, yang memengaruhi pegawai mereka.
ACLU menyebut telah menerima donasi 350 ribu donasi secara online, dengan total mencapai USD24 juta atau sekitar Rp320 miliar selama akhir pekan lalu. Sementara itu, Uber juga mengumumkan telah mendonasikan dana sebesar USD3 juta atau sekitar Rp40 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News