Menariknya, IDC merasa, kemunduran ini bersifat sementara. IDC menyebutkan, dalam kuartal berikutnya, pasar headset VR akan berkembang karena munculnya berbagai produk baru -- seperti Oculus Go dan HTC Vive Pro -- serta merek baru dan adanya tuntutan untuk membuat headset VR yang lebih baik lagi.
Pada awalnya, headset VR tidak memiliki layar sendiri karena keseluruhan pasar VR ditopang oleh merek seperti Samsung, Alcatel dan Google, yang memadankan headset VR dengan smartphone. Sejak saat itu, permintaan akan headset tanpa layar telah menurun drastis.
Pada Q2 2018, pengiriman headset kategori ini hanya mencapai 409 ribu, turun dari 1 juta headset pada Q2 2017. Kategori ini adalah alsan di balik menurunnya pengiriman di pasar headset VR.
Sementara pengiriman headset VR yang terhubung ke PC atau konsol mengalami penurunan sebesar 37,3 persen pada Q2 2018. Alasannya karena Oculus dan Sony gagal untuk mempertahankan momentum yang mereka dapatkan setelah memberikan diskon pada Q2 2017.
Karena itulah, Oculus hanya bisa mengirimkan 102 ribu unit sementara Sony 93 ribu unit. Pemimpin di kategori ini, HTC, berhasil mengirimkan headset VR sebanyak hampir 111 ribu unit.
.jpg)
HTC Vive.
Pengiriman headset VR mandiri justru tumbuh 417,7 persen pada kuartal dua berkat ketersediaan Oculus Go/Xiaomi Mi VR. Pengiriman global dari headset itu mencapai 212 ribu unit.
Pasar headset VR untuk konsumen memang masih menjadi fokus saat ini. Namun, di sisi komersial, headset VR mulai banyak digunakan.
"Salah satu masalah besar dengan pasar VR adalah tidak mudah bagi konsumen untuk menguji headset VR," kata Jitesh Ubrani, Senior Research Analyst di IDC Mobile Device Trackers.
"Inilah peluang untuk pasar komersial. Kerja sama HTC dengan Dave & Busters atau kerja sama Oculus dengan berbagai sekolah akan memiliki peran penting dalam mengedukasi dan menarik konsumen utnuk menggunakan VR."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News