Head Of Training and Certification AWS, Yashinta Bahana (kiri), dan dua peserta program 'Terampil di Awan'.
Head Of Training and Certification AWS, Yashinta Bahana (kiri), dan dua peserta program 'Terampil di Awan'.

AWS Buktikan Inklusi Keterampilan Cloud Computing Bisa Hadir di Indonesia

Cahyandaru Kuncorojati • 13 September 2024 11:07
Jakarta: Keterampilan digital digunakan sebagai skill set yang wajib dimiliki saat ini ketika transformasi digital bukan lagi hal asing, terutama di kalangan generasi mudah atau yang kerap diwakili oleh Gen-Z.
 
Meskipun keterampilan digital diklaim memiliki akses yang mudah hingga cuma-cuma faktanya akses tersebut belum benar-benar inklusif, apalagi bagi mereka yang berkebutuhan khusus atau disabilitas.
 
Amazon Web Service mungkin salah satu yang paling jelas menunjukan komitmen dalam berkontribusi terutama inklusivitas akses ke keterampilan digital. Pada program ‘Terampil di Awan’ AWS memberikan pelatihan kepada siapapun terutama generasi muda dan yang berkebutuhan khusus untuk memiliki keahlian digital.

Tidak hanya keahlian digital pada umumnya, ‘Terampil di Awan’ memberikan materi, pelatihan dan pendampingan, hingga sertifikasi untuk menguasai hal yang terkait cloud computing. 
 
Head Of Training and Certification AWS, Yashinta Bahana, menuturkan bahwa program ‘Terampil di Awan’ bukan program baru karena telah digelar sejak 2021. Ribuan peserta mulai dari siswa SMA dan SMK hingga santri, pramuka, hingga siswa yang berkebutuhan khusus dari puluhan provinsi di Indonesia telah mengikutinya.
 
Pada tahun 2024 urgensi keterampilan digital menurut Yashinta semakin jelas terutama kemampuan menguasai cloud computing untuk tingkat lanjut.
 
“Karena kami percaya AWS ini percaya inclusivity terhadap orang-orang yang harus tahu tentang teknologi, gak melihat latar belakangnya,” ucap Yashinta.
 
AWS Buktikan Inklusi Keterampilan Cloud Computing Bisa Hadir di Indonesia
 
“Kita juga pengen no one left behind, biar semua ini mempunyai kesempatan yang sama. (1:59) Karena kami juga melihat semua itu bisa kok kalau diajarin gitu ya, dengan pelatihan cloud computing,” tuturnya.
 
‘Terampil di Awan’ disebut Yashinta juga digagas dengan menggandeng komunitas, seiring perkembangannya banyak dari perusahaan yang kemudian juga menggandeng AWS, misalnya yang beberapa bulan lalu yaitu Telkomsel.
 
Yashinta menegaskan bahwa program dari AWS tidak putus begitu saja ketika peserta selesai mengikuti ‘Terampil di Awan’. AWS menyediakan sertifikasi bagi peserta yang ingin melanjutkannya dan dengan harapan kemudian menjadi bekal untuk bisa terhubung ke pasar atau lapangan kerja.
 
“Harapannya setelah mereka lulus nanti, mereka bisa kami bantu untuk mendapatkan wawancara juga gitu ya, dengan skill yang mereka udah punya, jadikan kalau kita upskilling, harapannya mereka mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di dunia teknologi,” jelas Yashinta.
 
AWS jelas menunjukkan posisinya sebagai pendukung lahirnya talenta digital kemudian menjembatani dengan sektor industri yang membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian yang tersertifikasi.
 
Pada kesempatan wawancara eksklusif juga hadir dua peserta program ‘Terampil di Awan’ yaitu Ni Komang Anggita Candra Wilasita dan Daffa Tsabit Murtadha. 
 
AWS Buktikan Inklusi Keterampilan Cloud Computing Bisa Hadir di Indonesia
 
Perempuan yang disapa Anggita merupakan disabilitas dengan diagnosa kerapuhan tulang berhasil mempelajari kemampuan membuat website yang punya sejumlah fitur dan kualitas seperti website profesional.
 
Anggita menuturkan bahwa dirinya mengikuti program ‘Terampil di Awan’ yang kemudian berhasil merancang website untuk sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Bali, tempatnya menempuh pendidikan.
 
Berbeda lagi dengan Daffa, mahasiswa Sistem Informasi di Universitas AMIKOM Yogyakarta merancang Generative AI sebagai layanan konseling kesehatan psikologis yang berbasis ekosistem cloud di AWS.
 
Daffa yang awalnya merupakan siswa jurusan ilmu sosial di SMAN 1 Kasihan Bantul tidak menyangka jika ketertarikan kepada cloud computing juga bisa dikuasai oleh pelajar dengan jurusan tersebut.
 
Kemampuan Daffa terus diasah hingga bisa menguasai AWS Skill Builder dan saat ini dirinya sudah memiliki sertifikasi Associate untuk AWS Certified Solutions Architect.
 
“Di AWS Skill Builder ini ada 600 free online courses yang bisa diakses oleh siapapun, kapanpun, dan tingkatnya itu bener-bener yang dari basic sekali sampai yang very advanced,” kata Yashinta.
 
“Dari basic ini kayak tadi cloud computing, dari yang cloud practitioner, sampai dia ada gamification juga.Jadi kita ini lihat kalau anak-anak muda ini kan lebih senang kalau belajar itu pakai game,” tandasnya.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan