Teguh Prasetya, Direktur Utama Alita Praya Mitra.
Teguh Prasetya, Direktur Utama Alita Praya Mitra.

Peran Vital Serat Optik dalam Transformasi Nasional

Cahyandaru Kuncorojati • 08 Mei 2025 06:28
Jakarta:  Alita Praya Mitra (Alita) bersama Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL), dan Viavi Solutions menggelar seminar membahas kesiapan infrastruktur untuk mendorong transformasi digital nasional. 
 
Dalam seminar bertajuk “Unleash Fiber Connectivity for Indonesia Digital Transformation: Challenges, End-to-End Processes, and Tools for Network Readiness” dibahas mendalam mengenai peran strategis serat optik dalam mewujudkan visi tersebut.
 
Dengan penetrasi internet yang mencapai 74.6 persen pada Januari 2025, kebutuhan akan infrastruktur digital yang cepat dan aman semakin mendesak. Lonjakan permintaan layanan cloud, kecerdasan buatan (AI), dan konektivitas 5G menjadikan serat optik sebagai tulang punggung konektivitas digital masa depan.

Dr. Denny Setiawan ST MT, Direktur Strategi & Kebijakan Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI), menekankan pentingnya arsitektur infrastruktur digital yang menyeluruh. 
 
“Sistem infrastruktur digital kita membutuhkan arsitektur yang menyeluruh. Mulai dari, data center sebagai pusat kehidupan digital dan konten, jalur backbone, dan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menghubungkan wilayah dan dunia internasional,” tuturnya.
 
“Selain itu, ada pula jalur PLN/jalan/rel sebagai arteri rute penetrasi, serta jaringan FO yang menyentuh langsung rumah dan titik layanan publik,” ujarnya.
 
Teguh Prasetya, Direktur Utama Alita Praya Mitra, menjelaskan bahwa kolaborasi lintas pemangku kepentingan adalah kunci keberhasilan transformasi digital. 
 
“Kolaborasi lintas pemangku kepentingan adalah kunci. Kami percaya inisiatif ini akan membantu industri lebih siap mendukung target digitalisasi nasional yang dicanangkan pemerintah,” kata Teguh
 
Alita sendiri telah mengimplementasikan sistem Optical Network Management System integrated (ONMSi) sejak tahun 2020. Hasilnya signifikan, dengan pengurangan potensi denda layanan hingga 98 persen, efisiensi perawatan preventif mencapai 22 persen, dan efisiensi perawatan korektif hingga 56 persen. 
 
“Langkah ini memperkuat posisi Alita sebagai penyedia infrastruktur digital yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan tuntutan industri telekomunikasi modern,” jelas Teguh.
 
Rajesh Rao, Vice President, Sales VIAVI, menyatakan pihaknya bangga dapat mendukung transformasi digital Indonesia melalui solusi pengujian dan penjaminan kualitas yang terpercaya untuk menghadirkan jaringan fiber performa tinggi.
 
"Kami memberdayakan penyedia layanan dan penyedia dark fiber untuk mempercepat konektivitas, memastikan keandalan jaringan, dan mewujudkan visi Indonesia sebagai negara digital yang maju,” ungkap Rajesh.
 
Namun, tantangan tetap ada. Ketua Umum APJATEL, Jerry Siregar, menyoroti masalah harmonisasi regulasi telekomunikasi dan Rencana Tata Ruang Wilayah yang kerap tidak terinformasi kepada pemilik jaringan utilitas. 
 
“APJATEL mendukung transformasi digital dan mendorong kolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan implementasi penataan fiber optic yang lebih baik dan terstandarisasi,” tegasnya.
 
Dengan pertumbuhan pasar infrastruktur jaringan serat optik di Asia Pasifik yang diproyeksikan mencapai CAGR sebesar 15,9 persen hingga 2028, urgensi dan potensi investasi sektor ini diklaim mereka sangat besar.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan