Rilis terbaru ini secara khusus menghadirkan pemantauan permukaan serangan yang diperluas, intelijen dark web yang berorientasi pada pelaku ancaman, serta orkestrasi keamanan, semuanya dalam satu platform terpadu.
Peningkatan ini dirancang untuk membantu organisasi secara proaktif mengidentifikasi dan memprioritaskan eksposur nyata, memvalidasi risiko layaknya penyerang, serta mempercepat respons untuk mengurangi kemungkinan dan dampak kebocoran data. Dalam lanskap ancaman siber yang terus berkembang, kemampuan untuk tetap selangkah di depan para penyerang menjadi krusial.
Nirav Shah, Senior Vice President of Products and Solutions di Fortinet, menjelaskan bahwa banyak CISO dan tim keamanan saat ini kewalahan dengan semakin luasnya permukaan serangan dan aliran peringatan yang tak diprioritaskan.
"Dengan peningkatan terbaru pada FortiRecon, kami memberikan sudut pandang penyerang kepada perusahaan terhadap paparan internal dan eksternal mereka, yang didukung oleh intelijen ancaman berbasis AI dari FortiGuard Labs, validasi dunia nyata, serta respons otomatis," ujarnya. Hal ini memungkinkan organisasi untuk memilah hal yang paling penting, fokus pada prioritas utama, dan secara terukur mengurangi risiko dan kerentanan sebelum dieksploitasi penyerang.
Pengumuman ini juga menyoroti kebutuhan yang meningkat akan strategi keamanan berbasis paparan. Menurut Gartner, organisasi yang memprioritaskan investasi keamanan mereka berdasarkan program manajemen paparan yang berkelanjutan akan tiga kali lebih kecil kemungkinannya mengalami kebocoran data pada tahun 2026.
FortiRecon, yang kini terintegrasi kuat dengan platform Fortinet AI-Driven Security Operations Center (SOC), menghadirkan kapabilitas di lima pilar kerangka CTEM Gartner: scoping, discovery, prioritization, validation, dan mobilization. Peningkatan ini memungkinkan organisasi untuk mengoperasionalkan pilar-pilar tersebut dalam satu platform yang terintegrasi erat dan mendorong upaya remediasi yang terkoordinasi antara tim keamanan dan TI.
Beberapa peningkatan terbaru mencakup:
Attack Surface Management: Memantau secara berkelanjutan dan memberikan sudut pandang pelaku serangan atas permukaan serangan digital internal dan eksternal perusahaan.
Adversary-Centric Intelligence: Memberikan wawasan ancaman yang dapat ditindaklanjuti dari aktivitas dark web, intelijen ransomware, kredensial yang bocor, hingga vendor yang berisiko.
Brand Protection: Memantau pemalsuan domain, aplikasi seluler ilegal, kampanye phishing, dan penargetan eksekutif.
Security Orchestration: Memanfaatkan orkestrasi keamanan dan automated playbooks untuk menyelidiki serta merespons temuan ancaman.
Fortinet juga baru-baru ini dinobatkan sebagai Overall Leader, Market Leader, dan Innovation Leader dalam KuppingerCole Leadership Compass for Attack Surface Management 2025. Laporan tersebut menyoroti kesiapan operasional FortiRecon dengan dukungan luas untuk berbagai lingkungan dan integrasinya dengan Fortinet Security Fabric yang lebih luas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News