Berikut adalah ketiga tren tersebut:
1. Budget Iklan Gaming yang Fantastis Bantu Dorong Pertumbuhan Non-Organic Install
Data yang diolah AppsFlyer mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki angka pertumbuhan non-organic installs (NOIs) tercepat di antara enam negara yang diobservasi (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam).
Indonesia mencatatkan peningkatan NOI sebesar 82,4 persen dari tahun ke tahun pada semester pertama 2021, dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Hal ini mengindikasikan marketers industri gaming secara aktif dan agresif meningkatkan investasi belanja iklan dan retargeting mereka demi menggaet user baru di Indonesia.
2. Gamers Indonesia “Jajan” Rp 2,000 Triliun di Aplikasi Games Favorit
Mobile gamers di seluruh Indonesia tercatat tidak ragu mengeluarkan ‘uang jajan’ mereka dalam jumlah total yang fantastis, tercatat hingga sekitar lebih dari Rp2.000 Triliun (setara USD 140,9 miliar) untuk membeli item, avatar, diamond, coin dan lainnya di dalam game.
Pembelanjaan in-app purchases (IAP) pada game kategori mid-core seperti Roblox, eFootball PES, Coin Master, Genshin Impact dan Clash of Clans misalnya menjadi yang paling tinggi. Bahkan, tercatat hingga 95 persen dari total spending untuk game di seluruh Tanah Air.
Sementara itu 5 persen dari pendapatan IAP lainnya terbagi atas jenis-jenis game berikut:
- Hardcore (lebih dari Rp73,2 Triliun, setara USD5,1 Miliar)
- Casual (lebih dari Rp18,6 Triliun, setara USD1,3 Miliar)
- Social Casino (lebih dari Rp7,3 Triliun, setara USD515 Juta)
- Hyper Casual (lebih dari Rp631 Miliar, setara USD44 Juta)
3. Kerugian Akibat Penipuan Hingga Lebih Dari Rp229 Miliar
Besarnya potensi pasar aplikasi game di Indonesia membuat negara ini menjadi sasaran empuk bagi pelaku fraud di Asia Tenggara.
Indonesia mencatatkan kerugian yang disebabkan oleh fraud senilai lebih dari Rp229 Miliar (setara hampir USD 16 Juta) pada semester pertama tahun ini.
Angka ini secara mengejutkan tiga kali lebih besar dibandingkan nilai akibat fraud pada lima negara lainnya jika digabungkan. Hal ini membuat para marketers di Indonesia harus berhati-hati dan cermat dalam membelanjakan budget iklan mereka.
Hasil Pengamatan Lainnya
- Data AppsFlyer mencatatkan jenis game casual di Indonesia sebagai sasaran empuk fraud pada semester I tahun ini (sebesar 30,77 persen)
- Untuk game kelas menengah, ternyata alami tingkat fraud terendah - hanya sebesar 0,4 persen
- Sejak Januari sampai Juli 2021, Indonesia mengalami non-organic install (NOI) tertinggi pada Januari (16,3% dibanding seluruh jenis instalasi). Tingkat NOI terendah terjadi pada Juli (12,2% dibanding seluruh jenis instalasi)
- Indonesia memiliki NOI tertinggi pada kategori game Hyper Casual - hingga mencapai 11,9 juta instalasi
- Game berjenis Hyper Casual ini alami rata-rata cost per install (CPI) terendah, hanya sekitar lebih dari Rp700 (setara USD0,05)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id