Solusi teknologi komputasi awan atau cloud tersebut memungkinkan organisasi untuk mempercepat dan memperluas transformasi digital sambil memenuhi tahap sustainability masing-masing melalui kemampuan ESG (Environment, Social, dan Governance Microsoft.
“Di Microsoft, kami bertanggung jawab atas dampak footprint dan berinisiatif menggerakkan semakin banyak pihak agar membuat perubahan positif di bidang sustainability. Untuk itu, kami terlibat aktif dalam mengadvokasi kelestarian lingkungan di ruang publik,” ungkap Azure Business Group Lead Microsoft Indonesia, Fiki Setiyono.
“Mengingat bagaimana solusi digital berbasis cloud kini memainkan peranan yang semakin penting dalam kehidupan kita, ketersediaan umum Microsoft Cloud for Sustainability kami harap dapat mempercepat berbagai upaya sustainability yang ada,” tuturnya.
Ketersediaan Microsoft Cloud for Sustainability menjadi semakin penting bagi negara-negara di Asia Pasifik seperti Indonesia karena Asia Pasifik menyumbang sekitar 52 persen emisi karbon dioksida global pada 2020.
Data juga memperkirakan bagaimana negara-negara ASEAN dapat kehilangan 37,4 persen PDB pada 2048 mendatang jika tidak ada aksi nyata yang diambil mengenai perubahan iklim. Indonesia diketahui telah berkomitmen untuk mencapai netral karbon pada 2060.
“Kelestarian lingkungan sudah bukan lagi menjadi upaya CSR organisasi, melainkan faktor pendorong kesuksesan bisnis dan ekonomi yang begitu kritikal. Elemen sustainability perlu menjadi bagian utama dari seluruh kegiatan operasional bisnis,” jelas Fiki.
Microsoft sendiri telah memulai perjalanan sustainability-nya dengan menetapkan tujuan karbon pertama perusahaan di lebih dari satu dekade lalu, yakni menjadikan Microsoft sebagai perusahaan negatif karbon, positif air, dan nirlimbah pada tahun 2030.
Per tahun 2021, Microsoft telah mengalokasikan USD471 juta (sekitar Rp6,78 triliun) untuk mengakselerasi pencapaian tujuan karbon, air, dan limbah; mengurangi penggunaan plastik sekali pakai hingga 18 persen dari seluruh kemasan produk Microsoft, serta menandatangani perjanjian pembelian energi terbarukan hingga 5,8 gigawatt (GW) di 10 negara.
Di Indonesia, Microsoft bermitra dengan startup Jejak.in untuk menggunakan teknologi IoT dan Azure AI Services guna mendukung organisasi mencapai tujuan keberlanjutan mereka. Kini, berbagai solusi Jejak.in telah dipercaya oleh organisasi-organisasi di Indonesia untuk mengembangkan solusi penghitungan jejak karbon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id