“Pengaruh dari kemajuan tersebut salah satunya adalah kebutuhan untuk menyiapkan penerapan jaringan 5G yang akan menjadi tulang punggung transformasi digital di Indonesia. Yang juga tetap kuat meskipun terjadi pandemi, dengan pertumbuhan dua digit pada 10,83 persen pada kuartal kedua dan 10,61 persen pada kuartal ketiga tahun 2020 tahun-ke-tahun, seperti yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS),” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate.
Johnny juga menyebut bahwa jaringan 5G akan menjadi game changer atau pengubah permainan dengan dampak luas pada konektivitas di Indonesia. Jaringan 5G juga diyakini Johnny akan menjadi tulang punggung transformasi digital dan pendorong utama pertumbuhan ekonomi.
Sebab menurut Menteri Kominfo, saat ini digitalisasi dan konektivitas memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan kesetaraan peluang, akses dan inklusi, sehingga kehadiran jaringan 5G akan mampu mempercepat hal tersebut.
Untuk mendorong percepatan pengenalan 5G di Indonesia, pemerintah Indonesia, tegas Johnny, telah menginisiasi sejumlah kebijakan dan tindakan afirmatif. Salah satunyadengan membangun lebih dari 348.000 km kabel serat optik darat dan bawah laut, serta lebih dari 12 ribu km Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Nasional Palapa Ring di bawah pengawasan BAKTI Kominfo.
Selain itu, pemerintah juga berencana meluncurkan High-Throughput Satellite 150 Gbps Satria-1, dijadwalkan pada kuartal ketiga tahun 2023. Hal tersebut, disebut Johnny sebagai bagian dari upaya persiapan pengembangan jaringan 5G di Indonesia.
Dan saat ini, Pemerintah Indonesia tengah berupaya mempercepat inisiatif alokasi spektrum 5G. Upaya itu dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan spektrum frekuensi 2.047 MHz guna pemanfaatan jaringan seluler broadband baik 4G maupun 5G pada tahun 2024 di semua lapisan.
Johnny menegaskan bahwa sangat penting untuk menanam dan menumbuhkan kembali spektrum 5G untuk memenuhi permintaan spektrum frekuensi 2.047 MHz. Dan band kandidat untuk spektrum 5G disebut Johnny merupakan band pada dan yang baru berada di lapisan cakupan atau di bawah 1 GHz, yaitu 700/800/900 MHz.
Kandidat lainnya yaitu lapisan kapasitas antara 1-6 GHz yaitu 1.8 / 2.1 / 2.3 / 2.6 / 3.3 / 3.5 GHz, dan lapisan data super (di atas 6 GHz): 26/28 GHz. Sebagai informasi, pemerintah telah melakukan 10 uji coba penerapan jaringan 5G sepanjang sejak tahun 2017 hingga 2019.
Uji coba itu ditujukan untuk mempelajari potensi aplikasi dan kasus penggunaan layanan 5G. Pada tahun 2020, Indonesia memfokuskan uji coba ke-11 untuk menjajaki kemungkinan koeksistensi antara jaringan 5G dan Fixed Satellite Service (FSS) untuk digunakan di pita 3,5 GHz.
Persiapan pemerintah Indonesia terkait jaringan 5G juga dihadirkan melalui pengesahan Omnibus Indonesia tentang Penciptaan Lapangan Kerja dalam bentuk Undang-Undang Cipta Kerja: UU No. 11 Tahun 2020.
“UU Cipta Kerja juga akan memungkinkan operator telekomunikasi untuk berbagi spektrum untuk teknologi canggih seperti 5G, yang akan menciptakan efisiensi akhir yang digabungkan dengan pangsa pasif. infrastruktur dan jaringan aktif," pungkas Johnny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News