Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia
Tomoaki Watanabe, Direktur Omron Healthcare Indonesia

Terapi Alternatif Aman untuk Hilangkan Rasa Sakit

Mohammad Mamduh • 11 Januari 2023 09:16
Jakarta: Surutnya kekhawatiran akan pandemi menyusul peningkatan cakupan vaksinasi COVID-19, secara perlahan telah mengembalikan berbagai kegiatan ke level normal. Tidak hanya aktivitas bisnis dan kesehatan, namun juga kehidupan sosial seperti kumpul-kumpul (gathering) dan olahraga.
 
Bicara soal olahraga, banyak jenis olahraga yang dulu sempat dihindari karena menciptakan kerumunan. Namun, berbagai aktivitas fisik tersebut kini sudah kembali diminati seperti badminton, futsal, basket, dan kelas aerobik. Bahkan pusat-pusat kebugaran dan gym sudah banyak yang beroperasi penuh.
 
Berangsur normalnya aktivitas fisik ini tentu membawa ekses pada kebutuhan pereda nyeri atau relaksasi otot setelah berolahraga. Nyeri otot yang terjadi 24 jam setelah berolahraga disebut Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kompres kerap menjadi pilihan pertama untuk mengurangi DOMS secara instan. Kompres hangat dapat membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah. Sedangkan kompres dingin dapat membantu mengontrol perdarahan dan pembengkakan karena trauma, mengurangi nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.
 
Selain kompres, pijat atau massage juga menjadi alternatif untuk mengatasi badan pegal terutama setelah berolahraga. Pijatan pada otot ini akan merangsang serabut otot berdiameter besar, sehingga mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri.
 
Pijat sudah digunakan secara luas sebagai salah satu terapi untuk mengatasi cedera otot dan otot lelah.  Pada suatu studi di Journal of Orthopaedic and Sports Physical Therapy mendapatkan bahwa pijat yang dilakukan selama 30 menit dalam waktu 2 jam setelah olahraga, dapat mengurangi DOMS.
 
Namun, di tengah jadwal yang padat dan kesibukan lain yang menunggu, aktivitas relaksasi yang menyenangkan ini tidak dapat dilakukan setiap saat.
 
Pereda nyeri compact dan portable
Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) bisa menjadi solusi terapi untuk membantu mengurangi rasa sakit pada bagian yang mengalami peradangan atau cedera, yang dapat digunakan setiap hari.
 
Pada ilmu kedokteran olahraga, TENS kerap digunakan sebagai pereda nyeri dan terapi berbagai macam kondisi, antara lain penyakit sendi, otot, atau tulang seperti osteoarthritis, low back pain, dan tendinitis. Namun, penggunaan TENS sebenarnya cukup luas, baik untuk nyeri akut dan kronis, misalnya nyeri akibat kanker.
 
Penggunaan TENS cukup aman dan jarang sekali ditemukan efek samping. Efektivitas TENS sendiri sangat bergantung pada masing-masing individu. Kendati demikian, pada sebagian besar orang terapi TENS cukup membantu dalam meredakan nyeri. Saat menjalanin terapi TENS, pengguna biasanya akan merasa seperti kesemutan akibat penghantaran impuls elektrik yang diberikan. Namun setelah itu, nyeri akan membaik.
 
Dengan bentuknya yang compact, portable, TENS mudah dibawa sehingga terapi bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Perangkat TENS hanya dapat digunakan oleh orang dewasa dan tidak boleh digunakan oleh anak-anak, wanita hamil, atau mereka yang memiliki perangkat logam atau elektronik implan. 
 
(MMI)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif