Namun, pada hari Kamis, Apple mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mengumumkan penjualan awal iPhone terbaru. Seperti yang dikutip dari TIME, Apple berkata, mereka tetap yakin iPhone terbarunya akan "sangat populer".
Kata-kata Apple yang samar ini membuat para analis jengkel. Apple juga menegaskan bahwa mereka memperkirakan pendapatan akan turun, yang membuat orang-orang menduga penjualan iPhone juga akan turun. Di sisi lain, Apple belum lama ini meningkatkan pesanan komponen dari para pemasok.
Meskipun begitu, penjelasan Apple tentang keputusannya untuk tidak lagi mengumumkan hasil penjualan awal iPhone terasa tidak memuaskan bagi para investor. Dan hal ini membuat saham Apple turun hingga hampir 3 persen pada hari Kamis (8/9/2016), yang membuat Apple kehilangan valuasi sebesar USD15.4 miliar (Rp203 triliun).
Banyak para pengamat yang tidak mempercayai kata-kata Apple dan merasa perusahaan asal Cupertino itu sedang berusaha menutupi kelemahan mereka. Hal ini justru membuat orang-orang khawatir bahwa Apple, yang kini masih menjadi perusahaan bernilai paling tinggi di dunia, sedang kesulitan untuk mempertahankan popularitas iPhone.
Dua tahun lalu, peluncuran iPhone 6 berhasil menghilangkan rasa skeptis masyarakat bahwa masa kejayaan Apple telah berlalu. Rasa skeptis ini kembali muncul beberapa bulan lalu. Dan sekarang, masih belum diketahui apakah Apple akan dapat mendorong penjualan ponsel dan harga saham mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News