Meskipun dalam halaman kebijakan privasi LINE telah menyebutkan bahwa aplikasi messenger mereka ditujukan untuk pengguna diatas umur 13 tahun, tetapi laki-laki yang akrab dengan panggilan Kak Seto ini merasa bahwa adanya aturan ini tidak cukup untuk memastikan bahwa LINE tidak akan digunakan oleh anak-anak.
Dia merasa, peraturan ini tidak efektif untuk memastikan pengguna LINE hanyalah anak-anak di atas umur 13 tahun. "Tidak bisa dibatasi seperti itu, karena semua orang dari segala umur tetap bisa mengakses aplikasi ini," kata Kak Seto.
Fakta bahwa sebagian stiker LINE dirasa vulgar mendorong Gioveny Astaning Permana untuk membuat petisi di Change.org. Perempuan asal Bogor ini memberikan contoh beberapa stiker yang dirasa mengandung konten dewasa. Namun, semua contoh yang diberikan adalah stiker berbayar. Dengan kata lain, tidak semua orang dapat mengunduh dan menggunakan stiker tersebut.
"Meskipun stiker berbayar, tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan stiker tersebut diakses oleh anak," kata Kak Seto.
Dia menyebutkan, sebaiknya pihak penyedia layanan, dalam kasus ini LINE, melakukan penyaringan terhadap konten yang muncul. Tentang bagaimana penyaringan ini dilakukan, dia menyerahkannya kepada LINE untuk memutuskan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id