Menurut laporan The Register, DJI secara diam-diam membuat software agar drone buatannya tidak bisa terbang di sebagian besar kawasan Irak dan Suriah. Di kedua negara tersebut, anggota ISIS diketahui pernah memasangkan bom ke drone komersil.
Keberadaan Zona Larangan Terbang (NFZ) ini pertama kali ditemukan oleh analis ancaman drone, Kevin Finisterre dari Department 13, yang menyadari bahwa DJI telah memperbarui aplikasi DJI Go Piloting dan fotografinya sehingga keduanya tidak bisa digunakan di sejumlah kawasan di kedua negara tersebut, lapor Engadget.
Sebelum ini, DJI memang telah membuat database NFZ untuk mencegah para pengguna drone buatannya menerbangkan drone di jalur terbang pesawat, markas militer, situs sejarah, arena olahraga dan kawasan lain tempat drone dilarang terbang.
Kawasan NFZ baru dari DJI ini muncul pada bulan Februari, pada saat yang sama Finisterre menyadari bahwa tentara Irak yang didukung oleh AS melakukan serangan di Mosul. Dua NFZ ini mulai aktif pada 27 Februari dan menjangkau seluruh Mosul.
Meskipun begitu, MIT Technology Review menyebutkan, masih belum diketahui apakah penetapan NFZ ini memang akan menghentikan para ekstremis memanfaatkan quadcopter atau drone jenis lain sebagai senjata. Seorang programmer bisa saja mengubah software DJI untuk menonaktifkan batas virtual yang dibuat oleh perusahaan asal Tiongkok tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News