Drone yang berfungsi untuk menyediakan internet itu melakukan penerbangan pertamanya pada bulan Juni tahun lalu. Namun, drone itu gagal melakukan pendaratan setelah penerbangan selama 96 menit di Yuma, Arizona, Amerika Serikat.
Kecelakaan ini, seperti yang disebutkan oleh Engadget, mendorong dilakukannya investigasi. Dari penyelidikan tersebut diketahui, Aquila jatuh karena keadaan yang berangin. Penerbangan kedua drone tersebut dilakukan pada 22 Mei. Penerbangan yang baru saja Facebook umumkan itu memiliki durasi selama 1 jam 46 menit. Kali ini, Aquila mendarat dengan selamat.
Facebook berkata, mereka telah memperbaiki Aquila berdasarkan pengalaman yang kru drone pelajari dari penerbangan pertama. Tim Aquila kemudian menambahkan beberapa spoileron pada pesawat drone untuk meningkatkan gesekan.
Kini, pesawat tanpa awak tersebut juga memiliki ratusan sensor baru untuk mengumpulkan data. Selain itu, ia juga memiliki software autopilot yang telah dimodifikasi, radio baru, bagian luar yang lebih mulus dan propeller horizontal untuk membantu pesawat berhenti saat mendarat.
Menurut Facebook, proses lepas landas pesawat berjalan dengan mulus. Selain itu, pesawat bisa mencapai ketinggian dua kali lipat lebih cepat dari pengujian pertama. Facebook berkata, penerbangan kedua ini, yang juga dilakukan di Yuma, bertujuan untuk mengumpulkan data.
"Kami terbang melalui poin tes pada kecepatan, ketinggian dan arah yang stabil untuk mengetahui tarikan pesawat," tulis Facebook dalam sebuah post.
"Data dari apa yang disebut 'trim shots' ini akan digunakan untuk menyempurnakan model aerodinamika kami, yang akan membantu kami memperkirakan tenaga yang diperlukan sehingga dapat mengoptimalkan ukuran baterai dan panel surya."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News