Investigasi ini berdasarkan kekhawatiran pemerintah terkait monopoli perusahaan tersebut.
Salah seorang sumber yang dikutip Time menyebut, Kementerian Perdagangan Tiongkok akan mengkaji rencana itu demi melindungi keadilan kompetisi pasar dan minat konsumen terhadap kesepakatan tersebut.
Kesepakatan yang diperkirakan akan bernilai USD35 miliar ini dapat mendominasi pasar transportasi Tiongkok. Perwakilan Uber masih belum dapat memberikan komentar terkait informasi ini. Sementara itu, perwakilan Didi menyebut tengah dalam tahap diskusi dengan pihak pemerintahan.
Masih belum dapat dipastikan dampak investigasi ini terhadap rencana akuisisi Didi serta upaya integrasi unit Uber Tiongkok, yang telah menduduki dua posisi teratas di pasar negara berjuluk tirai bambu tersebut.
Kekhawatiran terkait monopoli pasar dilaporkan muncul setelah Didi mengklaim kerjasama dengan Uber ini akan menganjarnya dengan pangsa pasar mencapai 87 persen.
Setelah pengumuman kerja sama tersebut pada bulan lalu, Kementerian Perdagangan mengaku belum menerima dokumen pendaftaran penggabungan kedua perusahaan tersebut. Namun, Didi menanggapi hal ini dengan menyebut, kedua perusahaan tidak membutuhkan persetujuan pemerintah karena tidak mencapai kesepakatan secara finansial.
Divisi anti-monopoli Kementerian Perdagangan Tiongkok telah mengadakan pertemuan dengan Didi dan meminta Didi melakukan klarifikasi terkait transaksi dan alasan dokumen pendaftaran persetujuan yang belum diterima pemerintah.
Selain itu, pertemuan ini juga untuk memintak Didi menyediakan dokumen dan bahan terkait penyelidikan. Hingga saat ini, investigasi tersebut masih berlangsung dan belum mencapai kesimpulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id