Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, sejumlah petinggi LinkAja menyampaikan target yang ingin dicapai tahun depan, dengan beberapa dukungan prestasi yang mereka raih tahun ini.
“Salah satu target kami untuk 2020 adalah penambahan titik cash,” kata Direktur Operasi LinkAja Haryati Lawidjaja, Selasa 17 Desember 2019. Titik cash mengacu pada dukungan layanan pembayaran LinkAja berdasarkan wilayah. Haryati menargetkan pengembangan 36 cluster nasional, dengan porsi besar di kota kelas dua dan tiga.
Untuk mendukung target tersebut, LinkAja melakukan sejumlah pengembangn untuk aplikasinya. Demi menjangkau wilayah yang punya keterbatasan jaringan data, mereka mengaku sedang mengembangan sistem yang tetap bisa dipakai untuk transaksi secara offline.
“Kita sedang usahakan hanya perlu ‘setor muka’ untuk tempat yang jaringannya susah,” ungkap Direktur Teknik LinkAja Arman Hazairin.
Selain menambah jumlah pedagang dan wilayah, Arman menyebut mereka tengah mengembangkan sistem untuk mempermudah pengajuan integrasi layanan. Nantinya, pedagang atau pengusaha yang ingin bekerja sama hanya perlu mengajukan lewat aplikasi.
“Nanti kita verifikasi dan prosesnya lebih cepat.”
Dengan total sekitar 130 karyawan saat ini, mereka ingin menambah jumlah personil hingga 250 karyawan. Saat ini mereka telah punya kantor di Jakarta dan Jogjakarta. “30 persen di Jogja, alasannya karena berdasarkan riset, banyak bakat yang ada di sana. Saat ini, LinkAja mengklaim telah memiliki 40 juta pengguna aktif bulanan.
Secara spesifik, 82 persen pengguna tersebar di luar Jakarta, dengan 52 persen berada di luar pulau Jawa seperti kota-kota di Sumatera bagian utara, Sumatera bagian tengah, dan Sulawesi.
LinkAja mengklaim telah menyediakan akses di lebih dari 700 ribu titik pada akhir 2019, baik berupa bank, ritel modern, hingga layanan keuangan digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News