Ilustrasi: Kaspersky
Ilustrasi: Kaspersky

Wisatawan Indonesia Khawatir Risiko AI untuk Perencanaan Traveling

Mohamad Mamduh • 17 Oktober 2025 09:36
Jakarta: Penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam perencanaan perjalanan semakin populer di kalangan wisatawan karena kemampuannya menghemat waktu, memberikan rekomendasi personal, dan menawarkan penawaran hemat anggaran.
 
Namun, sebuah temuan terbaru dari Kaspersky mengungkapkan bahwa kesadaran akan risiko keamanan data juga sangat tinggi, terutama di kalangan wisatawan Indonesia. Survei yang dilakukan oleh pusat riset pasar Kaspersky pada musim panas 2025 ini melibatkan 3.000 responden dari 15 negara, termasuk Indonesia.
 
Motivasi utama wisatawan beralih ke AI dalam merencanakan perjalanan adalah untuk menghemat waktu dan menyederhanakan persiapan, dengan 73% pengguna merasakan manfaat ini.

Selain itu, 65% responden menyatakan AI membantu mereka mencari informasi tentang objek wisata utama dan rekomendasi yang dipersonalisasi. Sebanyak 63% memanfaatkan AI untuk menemukan penawaran terbaik, sementara 61% mempercayainya untuk mengungkap informasi yang sulit ditemukan.
 
Menariknya, generasi yang lebih tua (55+) menunjukkan pola yang sedikit berbeda, di mana mereka kurang fokus pada penawaran yang dipersonalisasi (60%) tetapi lebih mengandalkan AI untuk menemukan saran yang tidak dapat mereka temukan sendiri (65%).
 
Sementara itu, orang tua dengan anak menunjukkan minat yang lebih tinggi terhadap rekomendasi yang dipersonalisasi (68%) dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki anak (60%), menyoroti peran AI yang semakin besar sebagai asisten serbaguna di berbagai kelompok usia.
 
Meskipun AI dapat membuat rencana perjalanan individual hanya dalam beberapa klik, informasi yang diberikan oleh chatbot masih perlu diperiksa ulang. Sudah ada beberapa kasus di mana wisatawan mengalami masalah karena terlalu mempercayai AI tanpa melakukan riset sendiri.
 
Tidak hanya informasinya, tautan yang diberikan oleh AI juga perlu diperiksa karena berpotensi mengandung tautan berbahaya dan phishing. Disarankan untuk memeriksa tautan tersebut dengan solusi keamanan siber yang dilengkapi deteksi phishing, seperti Kaspersky Premium, sebelum mengkliknya.
 
Dalam hal keamanan, hampir separuh (48%) responden melihat risiko keamanan dalam penggunaan AI dan berusaha untuk tidak membagikan data sensitif apa pun. Bersama dengan 37% responden yang berhati-hati, total 86% responden yang menggunakan AI untuk perencanaan perjalanan juga mempertimbangkan keamanan data. Hanya 14% wisatawan yang yakin bahwa pembagian data dengan AI sepenuhnya aman.
 
Kekhawatiran tentang keamanan layanan AI bahkan lebih tinggi di antara individu yang lebih muda (usia 18-34), dengan 52% responden waspada dalam membagikan data pribadi. Sebaliknya, generasi yang lebih tua (55+) sedikit kurang berhati-hati, dengan hanya 42% yang menyadari potensi risiko AI.
 
Wisatawan di Spanyol, Inggris, Indonesia, Malaysia, dan Afrika Selatan menunjukkan kekhawatiran yang lebih besar tentang risiko terkait AI, sementara wisatawan di Tiongkok, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi menunjukkan keyakinan yang lebih tinggi terhadap keamanan sistem AI.
 
Vladislav Tushkanov, Manajer Grup di Kaspersky AI Technology Research Center, menekankan pentingnya sikap rasional dalam interaksi daring, terutama saat berbagi data pribadi. Ia menyarankan untuk menghindari berbagi data pribadi yang sensitif, melakukan sendiri semua tindakan dan keputusan penting, memverifikasi tautan dan email dari AI, dan menggunakan solusi keamanan yang andal.
 
Dengan kewaspadaan ini, layanan bertenaga AI dapat berkembang menjadi asisten yang aman dan efektif.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan