Meskipun terdengar asing, Cyberport Hong Kong rupanya salah satu inkubator bisnis dan startup ternama di negara tersebut. Tidak hanya menyediakan sebuah area bisnis tapi juga sudah ada sekitar lebih dari 2.000 perusahaan teknologi yang bernaung dan mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah setempat.
“Cyberport menjadi katalis bagi inovasi, kami tidak hanya membantu membesarkan startup tapi juga menyediakan ekosistem teknologi yang mendukung transformasi digital di seluruh sektor industri.
Sukses selama 20 tahun menjadi inkubator bisnis dan startup, Cyberport memperkenalkan dirinya ketika hadir mengisi acara yang digelar Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) di Jakarta.
Eric mengakui bahwa Indonesia dengan posisinya sebagai negara dengan populasi besar di kawasan ASEAN yang sedang mendorong transformasi digital melahirkan startup yang memiliki keunikan baik dari layanan dan model bisnisnya.
“Meskipun memiliki kondisi geografis yang berbeda, Indonesia dan Hong Kong memiliki ekosistem teknologi yang tergolong mumpuni, jumlah penduduk yang padat memungkinkan startup asal Hong Kong juga bisa mencoba menerapkan bentuk layanan dan bisnisnya ketika ingin hadir di Indonesia,” tutur Eric.
Kerja sama Indonesia dengan Cyberport Hong Kong diklaim Eric bisa membuka peluang bisnis dan pertukaran pengalaman yang baik bagi para startup untuk kemudian melahirkan startup unicorn skala global.
“Dengan berbagai pengalaman, kami yakin akan tercipta kolaborasi mutualisme yang sangat baik bagi para startup dan perekonomian digital kedua negara,” ucap Eric.
Eric sempat mengklaim bahwa Cyberport Hong Kong telah berhasil mendukung lahirnya tujup startup berstatus unicorn dan tiga startup yang berhasil go public, menandakan kesuksesan inkubasi startup yang mereka rancang.
“Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki perbedaan yang unik dibandingkan Hong Kong, di mana kami sebagai pusat bisnis dan finansial global lebih banyak memberikan dukungan untuk startup fintech, sekitar 450 startup mulai dari bank virtual, asuransi digital, dan platform digital perdagangan aset,” jelasnya.
Eric tentu saja menyadari bahwa kondisi sektor teknologi berbeda dengan beberapa tahun lalu, dunia saat ini sedang merasakan fenomena ‘tech winter’, dia meyakini program inkubasi seperti Cyberport bisa menjadi salah satu solusi tantangan yang dihadapi perusahaan teknologi terutama startup saat ini.
“Tahap tengah ketika startup sedang berusaha scale-up biasanya menjadi momen tantangan terberat mereka. Para startup membutuhkan peluang pendanaan sekaligus akses ke pasar,” kata Eric.
“Cyberport hadir dengan berusaha menjembatani proyek inovatif dengan investor yang tepat, dengan membangun kepercayaan kedua pihak maka akan tercipta pertumbuhan yang stabil,” sambung Eric.
Memasuki tahun 2025, Eric mengaku optimistis semakin banyak startup yang bertumbuh melihat rata-rata startup hasil inkubasi Cyberport memiliki tingkat keberhasilan hingga 70 persen di atas rata-rata global.
‘Keberhasilan ini adalah berkat dukungan komprehensif, mentoring, dan pendanaan serta koneksi industri yang menjadi modal Cyberport. Kerjasama dengan Cyberport bisa menghadirkan jawaban atas tantangan dan membuka peluang lebih luas,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id