Khusus untuk perayaan dua dekade, Google menghadirkan beberapa peningkatan, termasuk integrasi citra historis Street View yang memungkinkan pengguna “melancong waktu” dalam sekejap.
Peluncuran Google Earth pada 2005
Aplikasi itu diunduh lebih dari 100 juta kali dalam minggu pertama. Tidak berselang lama, saat Badai Katrina menerjang Louisiana, Google bekerja sama dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) untuk menyediakan citra satelit real-time yang sangat membantu tim tanggap darurat di lapangan. Kolaborasi tersebut menjadi bukti awal dampak besar yang mampu dihadirkan peta digital terhadap penanganan bencana.Temuan Unik Tahun 2008
Ilmuwan Chris Simpson memanfaatkan citra satelit Google Earth untuk mengidentifikasi fringing coral reefs—terumbu karang tepi langka—di lepas pantai barat Australia. Penemuan ini memperkaya data ekosistem laut dan mempertegas peran Google Earth dalam penelitian lingkungan.Dua tahun kemudian, para arkeolog menggunakan platform yang sama untuk menandai gua dan lokasi fosil hingga menemukan spesies hominid Australopithecus sediba yang sebelumnya tak terduga.
Pada 2012, Google Earth bereksperimen dengan fotografi udara DIY, merilis citra kota Oakland yang diambil menggunakan layang-layang dan balon udara helium bekerja sama dengan Public Laboratory for Open Technology and Science.
Inisiatif ini membuka jalan bagi siapa saja untuk mengabadikan lanskap udara dengan biaya terjangkau. Kemudian pada 2014 hadir Earth View, ekstensi Chrome yang mengubah tab baru menjadi galeri wallpaper pemandangan bumi dari luar angkasa—sebuah cara estetis mengenalkan keindahan planet kita kepada pengguna sehari-hari.
Film Dokumenter Lion 2016
Kisah nyata Saroo Brierley yang menelusuri rute kembali ke kampung halamannya di India setelah 25 tahun terpisah, hanya dengan bantuan citra Google Earth. Tahun berikutnya, Google Earth Timelapse diperbarui menjadi pengalaman 4D interaktif, merangkum 35 tahun perubahan permukaan bumi dari 24 juta foto satelit yang tersimpan dalam arsip digital.Inovasi berlanjut pada 2019 dengan peluncuran alat overlay, memungkinkan penambahan garis, bentuk, teks, gambar, hingga video langsung di peta. Beragam tur virtual—mulai dari tur arsitektur Renaisans di Italia hingga sejarah Sungai Hudson di New York—mengandalkan fitur ini. Lalu pada 2023, Google Earth mendapat desain ulang untuk profesional: arsitek dan perencana kota kini bisa menguji desain bangunan atau panel surya secara virtual tanpa perlu survei lapangan berulang kali.
#somewhereonGoogleMaps
Memasuki 2025, tren #somewhereonGoogleMaps mengajak pengguna menjelajahi masa lalu melalui citra historis Street View. Kini, citra tersebut terintegrasi langsung di Google Earth, lengkap dengan akses ke dataset urban terkini seperti cakupan kanopi pohon dan suhu permukaan tanah.Google berharap fitur ini mendorong inovasi baru di bidang lingkungan, perencanaan kota, dan penelitian sosial. Dengan apresiasi tinggi kepada jutaan pengguna setia, Google menatap dua dekade ke depan untuk terus memperkaya cara kita memahami dan memelihara planet ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News