Dari 5 juta data yang bocor tersebut, hanya dua persen password dan username yang masih berfungsi, dan Google mengaku sudah melindungi akun para korban.
"Kami menemukan bahwa kurang dari dua persen kombinasi username dan password yang masih berfungsi, dan sistem automated anti-hijacking kami akan memblokir sebagian besar dari upaya log in tersebut," kata Google, kemarin.
"Kami sudah melindungi akun korban dan meminta pengguna untuk membuat ulang password mereka."
Google menjelaskan, dalam kasus ini dan juga kasus lainnya, kebocoran username dan password bukan berasal dari bobolnya sistem Google. "Seringkali, kredensial ini diperoleh melalui kombinasi sumber-sumber lain."
Misalnya, Anda menggunakan username dan password yang sama di beberapa situs dan salah satunya diretas orang, maka informasi rahasia Anda sudah berada di tangan orang lain. Skenario lain adalah pencurian menggunakan malware atau phising.
Google mengatakan, mereka selalu melindungi pengguna jika mendeteksi ada upaya log in dari lokasi yang tidak biasa atau perangkat baru. Anda dapat melihat aktivitas log in ke akun Anda dan melaporkan jika melihat hal mencurigakan.
"Masukan terakhir, pastikan Anda menggunakan sandi kuat (cek caranya di sini) dan unik di Google. Perbarui opsi pemulihan sehingga kami bisa menghubungi Anda melalui telepon atau email jika Anda tak bisa mengakses akun. Dan pertimbangkan untuk mengaktifkan verifikasi 2 langkah, yang menambah tingkat keamanan akun Anda," demikian kata Google.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id