Rekomendasi ini menandai langkah penting menuju praktik keamanan digital yang lebih canggih dan mencerminkan tren di banyak negara Asia lainnya.
Takanori Nishiyama, SVP APAC & Japan Country Manager di Keeper Security, menegaskan bahwa penggunaan nomor identitas sebagai kata sandi merupakan praktik yang sangat lemah dan berbahaya.
Data pribadi yang tersedia untuk umum serta teknik credential-stuffing telah membuat kata sandi semacam itu usang. Nishiyama menekankan pentingnya penggunaan kata sandi yang kuat dan kompleks, pengelolaan kata sandi melalui password manager, serta solusi tanpa kata sandi seperti passkey dan biometrik.
Organisasi didorong untuk mengadopsi model zero-trust, yang berarti setiap permintaan akses harus diverifikasi, diaudit, dan dienkripsi. Selain itu, sentralisasi alat manajemen akses istimewa (PAM), brankas kata sandi yang aman, dan pemantauan pelanggaran secara real-time menjadi krusial untuk melindungi baik pengguna eksternal maupun internal.
Pergeseran dari penggunaan identifikasi statis seperti NRIC memerlukan langkah konkret: penetapan praktik kredensial yang kuat dan unik, implementasi password manager dan platform PAM, serta investasi dalam pelatihan kebersihan siber berkelanjutan.
Nishiyama menyimpulkan bahwa keamanan siber bukan lagi sekadar “praktik terbaik,” melainkan kebutuhan bisnis dan tanggung jawab nasional.
Organisasi harus melampaui daftar periksa kepatuhan dan mempercepat reformasi dalam identitas dan keamanan akses. Transformasi ini sangat penting untuk membangun kepercayaan dan ketahanan di era digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News