Ilustrasi: Defense Cyber Magazine
Ilustrasi: Defense Cyber Magazine

Serangan Berbasis AI ke Perusahaan Indonesia Capai 6.640 per Minggu

Mohamad Mamduh • 08 Oktober 2025 12:08
Jakarta: Check Point Software meluncurkan penelitian terbaru yang mengkhawatirkan. Penelitian tersebut mengungkap lonjakan serangan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh Asia Tenggara, dengan organisasi-organisasi kini menghadapi rata-rata 3.513 serangan mingguan, hampir dua kali lipat dari angka global.
 
Laporan The State of Cyber Security, Southeast Asia 2025 memperingatkan bahwa negara-negara seperti Indonesia dan Vietnam menanggung beban terberat dari serangan ini. Sektor-sektor kritis seperti pemerintahan, perawatan kesehatan, dan keuangan menghadapi serangan multi-vektor yang berkelanjutan, dirancang tidak hanya untuk mengganggu tetapi juga untuk secara strategis mengkompromikan layanan-layanan penting.
 
Pergeseran ini menggarisbawahi status Asia Tenggara yang semakin menjadi target utama dalam medan perang siber yang terus berkembang, menuntut kewaspadaan dan strategi pertahanan yang lebih kuat.

Teong Eng Guan, Direktur Regional untuk Asia Tenggara & Korea di Check Point Software Technologies, menyatakan, saat ini, penjahat siber tidak lagi bekerja secara terpisah. Kami melihat ekosistem yang terorganisasi dengan baik dan jaringan aktor ancaman yang gesit berkolaborasi untuk mengeksploitasi celah antara sistem, proses, dan bahkan kerangka kerja regulasi.
 
Ia menambahkan bahwa pertahanan yang efektif menuntut strategi keamanan siber yang terkonsolidasi, proaktif, dan didorong oleh intelijen untuk menghadapi ancaman yang semakin kompleks.
 
Laporan ini menyoroti konvergensi tren ancaman yang mengkhawatirkan: persenjataan misinformasi bertenaga AI, peningkatan infeksi pencuri informasi (info-stealer), dan dominasi ransomware yang mengutamakan pemerasan data (DXF).
 
Faktor-faktor ini secara kolektif menandakan serangan terkoordinasi terhadap kepercayaan digital, dengan penyerang beralih dari gangguan sederhana ke kompromi strategis jangka panjang terhadap aset-aset penting, menimbulkan risiko serius bagi infrastruktur digital dan data sensitif.
 
Secara spesifik, Indonesia mencatat angka mengkhawatirkan 6.640 serangan mingguan per organisasi, hampir dua kali lipat rata-rata Asia Tenggara. Serangan botnet (23,8% vs. 15,7% SEA) dan ransomware (16,1% vs. 8,1% SEA) secara signifikan lebih tinggi.
 
Vietnam melihat rata-rata 5.727 serangan mingguan, dengan 18.847 serangan mingguan yang menargetkan sektor pemerintahan/militer pada tahun 2025 sejauh ini, menunjukkan upaya terkonsentrasi untuk mengganggu infrastruktur nasional yang kritis.
 
Singapura, meskipun memiliki lingkungan digital yang matang, tidak kebal, menghadapi ancaman yang sangat disesuaikan dan persisten, terutama di sektor perawatan kesehatan dan pemerintahan/militer.
 
Check Point menyarankan organisasi-organisasi di Asia Tenggara untuk beralih dari pertahanan yang reaktif dan terfragmentasi ke strategi yang terkonsolidasi dan berbasis risiko. Ini termasuk mengadopsi pencegahan dan deteksi multi-lapis bertenaga AI, meningkatkan visibilitas di seluruh lingkungan hybrid dan multi-cloud, serta memperkuat kontrol identitas, API, dan zero-trust.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan