“Teknologi yang digerakkan oleh empati dapat menghadirkan perubahan nyata bagi masyarakat. Melalui Samsung Solve for Tomorrow, kami ingin terus menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengubah ide menjadi solusi berdampak,” ujar Head of Corporate Citizenship of Samsung Electronics Indonesia Ennita Pramono, S.E. M.I.kom.
Tema besar SFT tahun ini adalah Teknologi untuk Keberlanjutan Lingkungan dan Teknologi untuk Perubahan Sosial melalui Olahraga: Untuk Pendidikan dan Masa Depan yang Lebih Baik. Kompetisi ini mempertemukan ide kreatif dari pelajar SMA/SMK/MA serta mahasiswa di Tanah Air.
Setelah melewati berbagai tahap seleksi dan mentoring, enam tim terbaik dari dua kategori diumumkan sebagai pemenang berkat ide orisinal dan potensi dampak nyata yang mereka tawarkan. Kolaborasi antara Samsung dan International Olympic Committee (IOC) menjadi nilai tambah pada penyelenggaraan tahun ini.
Dalam tema Social Change through Sport & Tech, pemenang nasional akan diberi kesempatan berlaga di tingkat regional dan global, serta bisa menjadi SFT Global Ambassadors pada Olimpiade Musim Dingin 2026.
Dari kategori perguruan tinggi, tim Labmino dari Universitas Indonesia meraih juara pertama lewat RunSight, inovasi berupa kacamata pintar berbasis AI yang membantu pelari tunanetra dengan panduan suara real-time.
Teknologi ini memungkinkan atlet dengan gangguan visual lebih aman dan mandiri saat berlari. Tim Hackie Chan dari Universitas Brawijaya menyusul sebagai juara berikutnya dengan Pantara, platform digital berbasis AI yang membantu manajemen bahan pangan segar dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Solusi ini bertujuan mempersempit pemborosan makanan dan memastikan distribusi pangan segar tepat sasaran. Sementara itu, tim KYGB dari Universitas Bina Nusantara menghadirkan Gesti Talk, aplikasi penerjemah bahasa isyarat berbasis AI, mendukung komunikasi teman tuli di ruang publik agar mereka lebih mudah berinteraksi dalam kegiatan sehari-hari.
Di kategori pelajar (SMA/SMK/MA), tim Fungaes dari SMAN Unggulan M.H. Thamrin keluar sebagai juara pertama lewat MycoSense, sistem pemantauan kualitas tanah berbasis jaringan jamur alami dan Edge-AI untuk pertanian berkelanjutan.
Teknologi ini dapat membantu petani memantau kondisi tanah dan menjaga kesuburan secara ramah lingkungan. Tim TIMSES dari MAN 2 Kota Malang menempati posisi kedua dengan EcoZone, sistem pengolahan limbah cair industri pertanian yang memanfaatkan electro-ozonation dan IoT agar limbah bisa dikelola secara lebih aman dan efisien.
Juara ketiga diraih oleh tim R2045 NEST-X dari MAS International Technonatura dengan Kandang H.I.J.A.U, solusi peternakan ayam berbasis sensor otomatis dan tenaga surya, yang dirancang untuk mendukung peternakan lebih efisien dan berkelanjutan.
Beberapa kemenangan di kategori Social Change melalui olahraga (Sport & Tech) memungkinkan tim dari perguruan tinggi, khususnya Labmino dan KYGB, melaju ke kompetisi regional Asia Tenggara & Oseania (SEAO). Jika menang di tingkat regional, mereka bisa berkesempatan menjadi global ambassadors di ajang Olimpiade Musim Dingin 2026.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id