Dalam presentasi di ajang Data Center World 2025 Asia, Marc Garner, Presiden Segmen Global Data Center di Schneider Electric, memaparkan pandangannya mengenai lanskap industri yang tengah bertransformasi secara radikal, menyoroti tantangan krusial seputar daya, skala, dan kecepatan yang harus diatasi.
Garner membuka presentasinya dengan menggambarkan betapa cepatnya laju digitalisasi saat ini. "Kita berada di saat yang sangat menakjubkan," ujarnya. Ia memberikan perbandingan yang tajam: jika dunia membutuhkan waktu hampir tujuh tahun untuk mencapai 100 juta pengguna, teknologi baru seperti ChatGPT hanya memerlukan dua bulan untuk mencapai tonggak sejarah yang sama. Akselerasi ini, menurutnya, menciptakan permintaan eksponensial untuk daya komputasi yang menjadi fondasi ekonomi data baru.
Ledakan permintaan ini bukanlah fenomena regional, melainkan global. Garner memaparkan proyeksi pertumbuhan kapasitas pusat data yang masif di seluruh dunia, termasuk 24 gigawatt di Eropa, 13 gigawatt di Tiongkok, dan 18 gigawatt di seluruh dunia.
Secara keseluruhan, infrastruktur pusat data global yang saat ini berada di angka 100 gigawatt diperkirakan akan berlipat ganda menjadi 200 gigawatt pada tahun 2030 mendatang. "Sekitar 50% dari itu kami harapkan akan berkaitan dengan AI," ungkap Garner, menegaskan bahwa AI adalah katalisator utama perubahan ini.
Namun, pertumbuhan yang luar biasa ini datang dengan tantangan yang sepadan, terutama terkait kebutuhan listrik. "Kita tahu ada tantangan besar mengenai elektrisitas, dan bagaimana kita menguasai data center ini," kata Garner.
Permintaan energi tidak hanya datang dari pusat data, tetapi juga dari elektrifikasi transportasi dan berbagai aspek kehidupan sehari-hari, menciptakan persaingan sumber daya yang harus segera diselesaikan.
Di tingkat teknis, industri dihadapkan pada tantangan desain yang kompleks. Sebagian besar infrastruktur saat ini dirancang untuk menangani beban kerja sekitar 40-60 kilowatt per rak. Namun, untuk melatih dan menjalankan model AI generasi berikutnya, industri harus bersiap untuk infrastruktur berdensitas sangat tinggi yang mampu mendukung 600 kilowatt per rak pada tahun 2028.
Pergeseran ini menuntut inovasi dalam teknologi pendinginan. Garner menjelaskan bahwa meskipun solusi pendinginan cair (liquid cooling) akan menjadi krusial dan diperkirakan akan mencakup 70-80% lingkungan pusat data berdensitas tinggi, infrastruktur pendingin udara (air-cooled) tradisional akan tetap diperlukan untuk mendukung sisa beban kerja. "Kita harus memastikan bahwa kami menyelesaikan adaptabilitas antara AI dan pengaruh tradisional, agar bisa membangun data center masa depan," tegasnya.
Tantangan lainnya adalah kecepatan perubahan teknologi itu sendiri. Dengan siklus inovasi chip dan perangkat keras yang terjadi setiap enam bulan, para penyedia infrastruktur seperti Schneider Electric harus terus-menerus mengubah cara mereka merancang dan membangun produk agar tetap relevan.
Menjawab tantangan tersebut, Schneider Electric memposisikan diri sebagai mitra end-to-end dengan fokus pada "Kecepatan dan Skala" (Speed and Scale). Perusahaan ini menawarkan portofolio komprehensif yang mencakup sekitar 90% dari seluruh kebutuhan mekanik dan listrik di dalam pusat data, mulai dari gardu listrik hingga ke level chip (grid-to-chip).
Salah satu pilar strategi mereka adalah kolaborasi erat dengan para pemimpin teknologi seperti NVIDIA. Dengan bekerja sama mengembangkan desain referensi, Schneider Electric bertujuan untuk mendorong standardisasi yang sangat dibutuhkan industri.
"Diferensiasi bukan teman kita di ruang ini. Jika kita berbeda desain kita terlalu banyak, itu menimbulkan cabaran yang besar dari skalabilitas dan kecepatan ke pasar," jelas Garner. Desain referensi ini, yang tersedia secara publik, memungkinkan pelanggan untuk mencapai 80% standardisasi dan 20% konfigurasi, sehingga secara signifikan mempercepat waktu implementasi.
Untuk mendukung kebutuhan teknis yang spesifik, Schneider Electric telah memperkuat portofolionya, termasuk mengakuisisi Motomare Newon untuk meningkatkan kapabilitas pendinginan cair hingga 1,7 megawatt.
Mereka juga menyediakan solusi terintegrasi seperti modul AI prefabrikasi yang dapat dirakit di pabrik dan dikirim langsung ke lokasi, serta rangkaian perangkat lunak yang mencakup seluruh siklus hidup pusat data, dari desain hingga operasional.
Untuk memastikan eksekusi yang efektif di lapangan, Schneider Electric mengoperasikan model bisnis yang menggabungkan jangkauan global dengan keahlian lokal. Dengan empat pusat keahlian (hub) di Amerika Selatan, Eropa, India, dan Tiongkok, perusahaan memastikan bahwa mereka dapat memberikan dukungan teknis dan layanan yang relevan dengan kondisi pasar setempat.
"Pada akhirnya, jika kita menggunakan data center, data center tersebut berada di lokasi. Dan kita harus memberikan infrastruktur yang tepat untuk mendukungnya," tutup Garner.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id