Meski demikian, bukan berarti perjalanan waktu hanya diam di ranah fiksi ilmiah saja. Ilmuwan juga sudah sejak lama meneliti perjalanan waktu, dan ternyata secara matematis hal tersebut dimungkinkan.
"Banyak orang mengira perjalanan waktu hanyalah sebatas imajinasi dan fiksi belaka. Padahal perjalanan waktu bukan tidak bisa dilakukan, tetapi kita yang tidak berusaha mencari tahu bagaimana melakukannya," ujar ahli fiksika dan matematika, Ben Tippett, dikutip dari Futurism.
"Secara matematis, perjalanan waktu itu dimungkinkan."
Baru-baru ini Tippet dan koleganya David Tsang yang merupakan ahli astrofisika University of Maryland, tengah mengembangkan sebuah formula matematis untuk melakukan perjalanan waktu. Formula tersebut merupakan pengembangan dari teori relatifitas yang diajukan oleh Albert Einstein.
Hasil penelitian mereka menunjukkan secara teori manusia sebenarnya bisa melakukan perjalanan waktu. Penelitian mereka kini telah dipublikasikan di Journal Classical and Quantum Gravity.

Tippet dan Tsang menggunakan sebuah model saintifik bernama TARDIS. Model tersebut berupa mesin waktu yang berbentuk lingkaran yang diklaim memungkinkan manusia untuk melakukan perjalanan waktu. Lingkaran pada TARDIS akan diputar berkebalikan dengan arah jarum jam dengan kecepatan melebihi kecepatan cahaya.
Dengan demikian, objek yang ada di dalam lingkaran tersebut bisa memanipulasi waktu karena waktu sendiri bersifat relatif.
Tentu saja temuan ini sangat menarik untuk disimak. Sayangnya, TARDIS masih merupakan konsep di atas kertas karena membangun mesin dengan kemampuan tersebut masih sangat mustahil untuk saat ini. Namun, setidaknya Tippet and Tsang bisa membuktikan perjalanan waktu adalah mungkin secara teori.
Bagaimana menurut Anda, apakah perjalanan waktu akan bisa dilakukan di masa yang akan datang?
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News