Keputusan Nadiem untuk menjadikan nasionalisme sebagai alasan untuk bergabung dengan Go-Jek justru menuai komentar negatif dari netizen.
Salah satunya adalah dari Ernest Prakasa, yang melalui akun resmi Twitter miliknya berkata, "Norak. Pake Grab-Uber aja ah."
"Jadi, kalau ngga pakai gojek ngga punya jiwa nasionalisme gitu ya," kata pemilik akun @agungagriza.
Senada dengan dua komentar di atas, pemilik akun @Arzal_ berkata, "Agak2 ngehek juga ownernya Gojek, sok nasionalisme, padahal programmer gojek kebanyakan orang India.."
Pemilik akun @victorkc128 bahkan menganggap apa yang dilakukan oleh Nadiem sebagai kesalahan besar. "Ini kok bawa2 nasionalisme ya??? Blunder lagi nih! Siapa sih team PR nya? Parah... *uninstal gojek* @gojekindonesia," kata melalui Twitter.
Ada pula netizen yang mempertanyakan keputusan Nadiem untuk mengangkat isu nasionalisme sementara 2 pemodal mereka merupakan perusahaan asing.
"Gojek bawa negara, tapi ternyata dijual lg Nasionalisme ke Northstar (Singapore) sama Seque (USA)? Eh gimane?" kata pemilik akun @itsridi.
Nadiem sendiri memiliki kewarganegaraan Indonesia. Namun, Go-Jek tidak hanya mendapatkan dana dari pemodal asing, Go-Jek juga telah mengakuisisi dua startup asal India untuk memperbaiki aplikasi Go-Jek.
Dikabarkan, Go-Jek bahkan berencana untuk membuat pusat pengembangan di India dan akan merekrut lebih dari 100 programmer senior asal India.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id