Uber sebelumnya dilaporkan memang sedang mencari tokoh politik papan atas untuk menghadapi tantangan agresif dari peraturan daerah dan industri taksi di berbagai negara. Tantangan itu termasuk juga di Indonesia, di mana Pemerintah Daerah Jakarta mengancam akan menutup operasional Uber.
"Selama bertahun-tahun, saya menyadari bahwa kontroversi ini ada karena kita sedang berada di tengah-tengah kampanye politik dan ternyata kandidatnya adalah Uber," kata pendiri Uber Travis Kalanick dalam blog resmi, Selasa (19/8).
Menariknya, Kalanick secara jelas menyebut bahwa musuh mereka saat ini adalah kartel taksi, yang menggunakan pengaruh politik untuk membatasi persaingan, mengurangi pilihan bagi konsumen, dan mencekik peluang ekonomi bagi para sopir.
Tech Crunch melaporkan, pada Mei lalu Uber juga merekrut salah satu petinggi New York Taxi and Limousine Commision.
Kepada New York Times, Plouffe membela kehadiran Uber. Menurutnya, Uber membuat transportasi lebih aman, membuka lapangan kerja, dan mengurangi pengendara yang mabuk dan tak dalam keadaan prima.
"Uber memiliki kesempatan langka menjadi perusahaan sukses. Tentu saja, hal itu menimbulkan ancama bagi beberapa, dan saya melihat kartel industri taksi berupaya untuk menghalangi teknologi dan perubahan besar. Pada akhirnya, pendekatan semacam itu tak dapat dimenangkan," kata Plouffe dalam pernyataan resmi.
Kemungkinan besar, Uber akan merekrut petinggi Gedung Putih lainnya untuk melancarkan bisnisnya. Plouffe sendiri baru akan efektif memulai tugasnya di Uber ada September nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id