Renaldy Tjahaya, CIO Kawan Lama Group
Renaldy Tjahaya, CIO Kawan Lama Group

SAP NOW AI Tour Southeast Asia

Transformasi Bisnis Kawan Lama Group Pakai AI, Demi Dua Dekade ke Depan

Mohamad Mamduh • 26 Juli 2025 13:22
Jakarta: Bagi raksasa ritel Kawan Lama Group, keputusan untuk merombak total sistem teknologinya bukanlah sekadar pembaruan IT. Ini adalah sebuah langkah strategis untuk membangun kembali fondasi bisnis yang akan menopang pertumbuhan perusahaan untuk 15 hingga 20 tahun mendatang.
 
Renaldy Tjahaya, CIO Kawan Lama Group, di sela-sela ajang SAP NOW AI Tour Southeast Asia menjelaskan bahwa setelah 12 tahun, sistem yang pernah menjadi "Lamborghini di eranya" kini terasa memiliki banyak keterbatasan. Proyek ini, tegasnya, bukanlah proyek IT, melainkan "proses improvement."
 
Pemicu utama transformasi ini adalah kebutuhan mendesak. Bisnis Kawan Lama Group telah berevolusi dari beberapa unit bisnis menjadi korporasi dengan lebih dari 1.600 toko, pilar bisnis yang merambah manufaktur hingga F&B, dan puluhan ribu karyawan. Sistem lama tidak lagi mampu mendukung tuntutan zaman yang serba cepat, membutuhkan data real-time, dan strategi omnichannel.

Renaldy menganalogikan kondisi ini seperti sebuah rumah. "Dulu itu kita itu katakanlah keluarga kecil. Rumahnya rumah tipe 3-2," jelasnya. Seiring berjalannya waktu, keluarga bertambah besar hingga rumah menjadi sesak.
 
Akhirnya, ruang tengah ditutup untuk dijadikan kamar dan toilet darurat dibangun seadanya di belakang. "Itu yang terjadi dengan kita. Maksudnya ini sudah jadi rumah yang dalam tanda kutip ngakalin," ungkapnya.
 
'Renovasi' darurat ini menyebabkan banyak masalah, sama seperti sistem lama yang membuat perusahaan kehilangan potensi bisnis, contohnya saat pesanan pelanggan terpaksa dibatalkan karena data stok tidak akurat.
 
Solusinya adalah merancang ulang proses dari awal. Sebagai seorang praktisi data, Renaldy memegang prinsip "the right process for resulting the right data". Proses yang benar akan menghasilkan data yang akurat, yang kemudian memberikan informasi dan insight yang berharga bagi bisnis.
 
Salah satu contoh nyata perbaikan proses adalah penyederhanaan transaksi intercompany (antar-perusahaan dalam grup) yang rumit. Dengan praktik terbaik dari SAP, proses yang tadinya memerlukan 10 langkah kini dapat dipangkas menjadi 5 langkah.
 
Pada akhirnya, tujuan dari semua perbaikan di "dapur" internal ini adalah untuk pelanggan. Ketika tim tidak lagi sibuk "memadamkan api" dari masalah internal, mereka jadi punya waktu untuk memikirkan inovasi dan nilai tambah bagi pelanggan.
 
Dengan data yang lebih akurat dan proses yang lebih efisien, pengalaman berbelanja pelanggan akan menjadi lebih lancar dan memuaskan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan