“Sasarannya dari kelas 5 SD coding itu diperkenalkan, karena ini juga persiapan buat mereka nantinya sejak usia sekolah dasar sudah mendapatkan dasar-dasar pelatihan koding,” ucapnya saat berkunjung ke Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komdigi Yogyakarta.
“Nanti di kelas 6, mereka bisa belajar lagi. Setelah lulus masuk SMP diharapkan kemampuan mereka untuk menyerap dan juga mempraktikkan koding sudah jauh lebih baik,” imbuhnya.
Menurut Nezar, melalui pelatihan sejak usia dini, jenjang pendidikan yang bisa ditempuh setiap pelajar akan lebih kaya dengan berbagai pilihan keterampilan dan penguasaan teknologi terbaru.
“Karena di tingkat SMP ini juga penting untuk menuju nanti ke SMA dan di SMA ada banyak pilihan, apakah nanti mau ke SMK, ke universitas atau mau menajamkan skillnya dengan belajar khusus keterampilan digital. Ini kita bekali sejak usia dini, nanti bagaimana perkembangan selanjutnya kita harapkan berguna buat mereka,” ungkapnya.
BPSDM Kementerian Komdigi menyiapkan platform khusus Learning Management System atau aplikasi Scratch yang memudahkan siswa SD mengenal dan belajar koding secara visual. Platform ini juga digunakan 50 orang siswa kelas 5 SD Negeri Pangukan Sleman.
“Ini saya kira memenuhi kebutuhan peningkatan talent digital kita nantinya. Jadi, sejak SD mereka memang sudah diajarkan, sudah mengenali dan sudah paham bagaimana satu aplikasi digital itu bekerja atau aplikasi komputer itu bisa bekerja,” jelas Nezar Patria.
Nezar menekankan komitmen Pemerintah dalam meningkatkan keterampilan digital selaras dengan perkembangan teknologi yang cepat dan dinamis. Menurutnya, saat ini digital divide atau ketimpangan pengetahuan dan skill digital dalam masyarakat Indonesia membutuhkan langkah penanganan yang tepat.
“Hal ini juga yang diidentifikasi oleh UNESCO, ketika mereka melakukan semacam survei untuk melihat kesiapan Indonesia mengadopsi teknologi terbaru atau yang kita sebut sebagai emerging teknologi terutama Artificial Intelligence (AI),” jelasnya.
Mengutip hasil Readiness Assessment Methodology Artificial Intelligence (RAM AI) UNESCO, Nezar mengungkap ada tiga faktor yang perlu ditindakanjuti agar Indonesia siap dalam menghadapi era teknologi AI.
“Kesenjangan digital, infrastruktur digital dan bidang riset serta pengembangan AI. Ketiganya ini menjadi catatan buat Komdigi dan pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian yang lebih serius dan lebih sistematis untuk bisa mengantisipasi tantangan kedepan,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id