Mengetahui hal ini, Epson mengumumkan akan lebih serius dalam menangani peredaran tinta palsu tersebut.
"Setelah delapan tahun meluncurkan printer L Series, kami banyak menemukan counterfeit ink atau tinta palsu. Saat ini, dari informasi yang kami peroleh, ada sekitar empat persen dari total pasar inkjet di Indonesia," ujar Marketing Division Head Epson Indonesia Riswin Li.
Pada 15 Oktober lalu, Seiko Epson Corporation dan Epson Singapore Regional Headquarter telah melakukan penggerebekan di sejumlah toko di Medan, Sumatera Utara, sebagai bagian dari upaya Epson melakukan penindakan terhadap peredaran tinta palsu.
Namun, Epson Indonesia berjanji untuk memberikan informasi lebih detil terkait dengan langkah hukum yang dilakukannya terhadap pendistribusian tinta palsu ini di masa mendatang. Jumlah tinta palsu yang beredar di Indonesia, diakui Epson mendorongnya untuk menerapkan strategi keamanan baru bagi tinta karyanya.
Strategi tersebut termasuk penggunaan hologram keamanan baru, serta sistem pelacakan baru yang akan mulai diterapkan pada Januari 2019 mendatang. Sistem ini akan membantuk pelacakan tinta dari Epson Indonesia, ke distributor, mitra kemudian ke pengguna.
Epson juga akan menggunakan sistem otentikasi via kode QR di perangkat Android, iOS dan situs, sebagai upaya meningkatkan keamanan.
Namun, peningkatan keamanan ini disebut Riswin perlu dukungan dari konsumen dan mitra, sehingga Epson akan lebih menggalakan program edukasi sehingga lebih waspada terhadap tinta palsu.
Riswin mengaku program edukasi terkait produk Epson telah dilakukan sebelumnya, namun kini akan dilakukan secara berkala. Selain itu, program edukasi ini juga, lanjut Riswin, akan memanfaatkan berbagai platform seperti iklan di radio, media sosial dan lainnya.
Program edukasi ini diharapkan Epson membantu masyarakat mengingat perbedaan tinta asli dan palsu sehingga lebih teliti saat membeli, serta dapat mengurangi peredaran tinta palsu di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News