Telegram sangat sukses di Iran. Jumlah penggunanya jauh lebih banyak dari WhatsApp. Sekitar 40 juta warga Iran -- sekitar setengah dari total populasi negara tersebut -- diperkirakan menggunakan Telegram.
Menariknya, aplikasi ini juga digunakan oleh generasi yang lebih tua yang tidak terbiasa menggunakan platform media sosial, lapor The Guardian.
Selain berfungsi untuk mengirimkan pesan antara dua pengguna, Telegram juga berfungsi untuk mengirimkan pesan ke audiens dalam jumlah besar melalui fitur channel mereka.
Pada hari Rabu, Khamenei mengumumkan bahwa mereka akan menghapus channel Telegram Ayatollah untuk melindungi data negara dan mengakhiri apa yang mereka sebut monopoli oleh Telegram di Iran. Pengumuman ini juga bisa menjadi tanda bahwa Telegram akan diblokir.
Vice President Iran, Eshaq Jahangiri juga mengumumkan bahwa dia akan berhenti menggunakan Telegram. Pemerintah juga telah memerintahkan semua pegawai negeri dan karyawan di departemen pemerintah untuk berhenti menggunakan Telegram.
Iran telah mempertimbangkan untuk memblokir Telegram sejak diadakannya protes-protes terkait masalah ekonomi yang kemudian menjadi berbau politik dan menyebar ke 80 kota pada bulan Januari.
Pemerintah menyalahkan Telegram karena menyediakan platform bagi para pemprotes untuk mengadakan aksi-aksi protes tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News