Perusahaan yang bermarkas di Cupertino ini sekarang sedang dituntut oleh cabang dari SARFT (State Administration of Press, Publication, Radio, Film and Television) karena menyiarkan sebuah video propaganda dari tahun 1994, lapor AP.
Cabang SARFT, Movie Satellite Channel Program Production Centre mengklaim bahwa mereka memiliki hak online eksklusif untuk menyiarkan film tersebut. Fakta bahwa Apple telah menyiarkan film itu telah membuat mereka menderita "kerugian ekonomi yang besar".
Menurut CNET, film yang menjadi sumber permasalahan ini berjudul "Xuebo Dixiao". Ia bercerita tentang pertarungan Tiongkok melawan Jepang di tahun 1930-an. Film ini tidak disiarkan secara langsung oleh Apple, tapi melalui Youku HD, sebuah aplikasi yang tersedia di App Store.
Saat ini, baik Apple dan Heyi Information and Technology, perusahaan induk Youku, sedang dituntut ke pengadilan. Centre menuntut agar film ini dihapuskan dan kedua perusahaan itu membayar CNY50 ribu atau sekitar Rp98 juta.
Ini bukan pertama kalinya Apple berurusan dengan SARFT. Di bulan April lalu, SARFT memutuskan untuk menutup layanan Movies dan iBooks pada iTunes. Selain masalah dengan organisasi ini, Apple juga beradu di pengadilan dan kalah terkait penggunaan merek "IPHONE".
Saat dihubungi untuk berkomentar, Apple tidak menjawab.
Meskipun banyak masalah yang dihadapi, terlihat jelas Apple fokus untuk masuk ke pasar Tiongkok. Dalam WWDC 2016, Apple sempat menyebutkan beberapa aplikasi asal Tiongkok. Selain itu, saat berkunjung ke Tiongkok, CEO Tim Cook juga mengumumkan bahwa mereka akan melakukan investasi sebesar USD1 miliar di Didi Chuxing, pesaing Uber.
Tiongkok merupakan pasar terbesar nomor dua untuk Apple setelah AS. Belakangan, mereka telah berusaha keras untuk masuk ke pasar Tiongkok meski harus bersaing dengan vendor asal Tiongkok seperti Xiaomi dan Huawei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News