Model S dari Tesla. (AP Photo/Mark Schiefelbein)
Model S dari Tesla. (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Autopilot Aktif, Model Tesla S Terlibat Kecelakaan Fatal

Ellavie Ichlasa Amalia • 01 Juli 2016 15:27
medcom.id: Tesla Model S dengan sistem Autopilot aktif untuk pertama kalinya terlibat dalam sebuah kecelakaan fatal. Lewat sebuah blog post, Tesla melaporkan kejadian ini pada NHTSA (National Highway Transportation Safety Administration) yang kini sedang menyelidiki kasus tersebut.
 
The Verge melaporkan, peristiwa ini terjadi di sebuah jalan tol di Florida tengah. Kecelakaan ini melibatkan truk trailer yang berkendara di jalan di hadapan Model S. Baik pengendara Model S -- yang Tesla sebutkan bertanggung jawab atas kendaraan yang dia kendarai, meski Autopilot berada dalam keadaan aktif -- maupun sistem mobil, tidak ada yang menyadari keberadaan trailer itu, sehingga mobil terus melaju. 
 
Dalam sebuah tweet, CEO Tesla Elon Musk menjelaskan, radar pada Model S tidak dapat menghindari kecelakaan ini karena ia "mengabaikan tanda jalan untuk menghindari kejadian salah mengerem."

Karena tinggi dan posisi trailer, Model S masuk ke bagian bawah trailer. Tabrakan terjadi antara kaca depan Model S dan trailer. Tesla menuliskan, seandainya mobil menabrak bagian depan atau bagian belakang trailer, meski mobil melaju dalam kecepatan tinggi, sistem keamanan pada mobil "kemungkinan besar akan menyelamatkan sopir dari luka serius."
 
Kecelakaan ini terjadi pada tanggal 7 Mei di Williston, Florida. Pengendara Model S adalah laki-laki berumur 40 tahun asal Ohio, Joshua Brown. Sang sopir truk berhasil selamat tanpa luka.
 
Tesla berkata, sistem Autopilot telah digunakan lebih dari 130 juta mil. Mereka mengatakan, rata-rata, sebuah kecelakaan terjadi setiap 94 juta mil di AS dan setiap 60 juta mil di seluruh dunia. Investigasi yang dilakukan oleh NHTSA, menurut Tesla, adalah "evaluasi awal" untuk menentukan apakah sistem Autopilot pada mobil Tesla bekerja seperti seharusnya. Jika tidak, ada kemungkinan mobil buatan Tesla harus ditarik.
 
Tesla menuliskan bahwa pelanggan harus setuju bahwa sistem Autopilot masih berada dalam "fase beta publik" sebelum mereka dapat menggunakan sistem itu. Selain itu, sistem Tesla ini dibuat dengan ekspektasi bahwa sopir tetap memegang kendali dan tetap "mengendalikan dan bertanggung jawab atas kendaraannya".
 
Fitur keamanan pada mobil diluncurkan dalam tahap beta merupakan sesuatu yang baru untuk para regulator. Karena itu, belum ada peraturan yang dibuat untuk mengatur hal itu.
 
Para ahli mobil tanpa sopir telah mengkritik Tesla karena memperkenalkan fitur Autopilot dengan sangat cepat. Seorang teknisi Volvo mengatakan, sistem Tesla "memberi impresi bahwa ia melakukan lebih dari yang sebenarnya dilakukan."
 
Dengan kata lain, mobil Tesla dapat berkendara dengan begitu mulus sehingga para sopir berpikir sistem Autopilot dapat menghadapi situasi seperti apa pun. Namun, sebenarnya, sopir tetap bertanggung jawab atas mobil yang mereka kendarai, bahkan jika Autopilot berada dalam keadaan aktif.
 
Sementara itu, beberapa perusahaan pembuat mobil juga sedang mengembangkan sistem serupa Autopilot, tapi, mereka masih melakukan percobaan ini secara tertutup. Mereka juga mengatakan, mereka tidak akan meluncurkan fitur itu sampai siap.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MMI)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan