Dengan kerugian yang dialaminya tersebut, LG terfokus pada pertumbuhan per tahun sebesar delapan persen pada pendapatan di divisi mobile, dan empat persen pendapatan dari kuartal kedua tahun ini. Kerugian tersebut dilaporkan Phone Arena 13 persen lebih kecil jika dibandingkan dengan kerugian pada tahun lalu.
Di Korea Selatan, distribusi smartphone pada kuartal ketiga mengalami peningkatan sebesar 44 persen dari total keseluruhan tahun 2016. Sementara di Amerika Serikat, pendistribusian perangkat cerdas tersebut meningkat sebesar sembilan persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Tahun ini menjadi masa sulit untuk bisnis perangkat karya LG, dan pada kuartal ketiga tahun 2014, LG menjual 16,8 juta smartphone. Angka tersebut menurun menjadi 13,7 juta pada kuartal ketiga tahun ini, menurun sebesar 18,4 persen selama tiga tahun.
Permasalahan diperkirakan diakibatkan oleh malnutrisi, yang diterjemahkan sebagai kehilangan pangsa pasar yang dinilai seharusnya menjadi milik LG. Perusahaan asal Korea Selatan tersebut harus gigit jari akibat pangsa pasarnya diambil alih oleh perusahaan asal negara yang sama, Samsung.
Upayanya untuk memproduksi ponsel unggulan modular melalui LG G5 dinilai tidak membantu LG dalam kembali meraih pangsa pasarnya. Selain itu, posisi LG Mobile kian tersudut akibat Samsung mendominasi pasokan prosesor Qualcomm Snapdragon 835, memaksa LG G6 menggunakan versi pendahulunya, Snapdragon 821.
Hal serupa juga diperkirakan akan terjadi pada LG G7, sebab Samsung diprediksi akan menjadi produsen smartphone pertama yang dapat membekali perangkatnya dengan chipset Snapdragon 845, pada Galaxy S9 dan Galaxy S9 Plus. Untuk meningkatkan pendapatannya pada tahun 2018, LG harus dapat menghadirkan hal unik pada LG G7.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id